NGO Myanmar: 614 orang tewas sejak kudeta militer
Junta militer juga telah membatasi akses masyarakat terhadap berita dan arus informasi, serta akses ke internet
Jakarta Raya
JAKARTA
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer sudah mencapai 614 orang sejak 1 Februari lalu.
Dalam laporannya Jumat dini hari, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 16 orang tewas pada Kamis menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.
AAPP juga melaporkan hingga 8 April, total 2.857 orang telah ditahan.
Dari jumlah itu, dari 52 dijatuhi hukuman dan 500 lainnya telah dikeluarkan surat perintah penangkapan.
Selain itu, AAPP menyampaikan 25 warga sipil tewas akibat serangan pasukan junta di Kota Kale dan Taze di Wilayah Sagaing, dan Wilayah Bago.
Meski demikian, warga di seluruh Myanmar melancarkan protes tanpa rasa takut, menghadapi kebrutalan militer.
Junta militer, lanjut AAPP, juga telah membatasi akses masyarakat terhadap berita dan arus informasi, serta akses ke internet.
Hal ini dilakukan agar warga tidak mendapatkan akses kepada media-media kritis seperti Mizzima dan Democratic Voice of Burma
Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.
Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan dengan demonstrasi massa dan aksi duduk di jalan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.