NGO Myanmar: 250 tewas sejak kudeta militer
AAPP melaporkan total 2.665 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum menyusul terjadinya kudeta militer pada 1 Februari

Jakarta Raya
JAKARTA
Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan, pada Senin pagi, warga Myanmar yang tewas telah mencapai lebih dari 250 orang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan tambahan 3 orang tewas pada di kota Monywa di Wilayah Sagaing dan Wilayah Yangon.
“Jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Kami akan terus menambahkan,” terang AAPP, NGO mantan tahanan politik Myanmar di pengasingan, dalam pernyataan yang keluarkan di kantornya di Mae Sot, Thailand.
AAPP melaporkan total 2.665 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum menyusul terjadinya kudeta militer pada 1 Februari.
AAPP juga melaporkan Meskipun banyak orang tewas karena akibat kekerasan militer, banyak yang masih demonstran yang melakukan protes.
Pada Minggu, semua jenis pemogokan untuk menolak kebrutalan junta militer terus berlanjut.
Tindakan keras terjadi di Kota Monywa di Wilayah Sagaing, satu orang ditembak mati di kepala dan tiga warga sipil terluka ketika orang-orang memprotes polisi dan tentara yang menghancurkan barikade, dan kemudian menembakkan peluru tajam,” ujar AAPP.
Sementara itu, karena ancaman dari junta militer, kata AAPP, para petani lokal mengungsi dari rumah mereka.
Ribuan orang dari lima desa di Kotapraja Depayin di Wilayah Sagaing meninggalkan rumah mereka setelah militer bersumpah akan membalas mereka yang terlibat dalam pembunuhan dua anggota polisi dan melukai seorang kapten polisi pada Kamis lalu.
AAPP juga menerangkan junta militer melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, mencuri, menjarah, membunuh, menyembunyikan mayat di seluruh wilayah pusat kota.
“Ini adalah terorisme dan kami mendesak masyarakat internasional, termasuk ASEAN, untuk segera bertindak,” tukas AAPP.