Nasional

Indonesia soroti konflik dan ketegangan dalam dunia internasional

Konflik lama yang masih terus berlangsung antara lain perang dan ketegangan di Yaman, Suria, Libia, semenanjung Korea, Afghanistan, dan Palestina serta konflik baru di Hongkong, Chili, Bolivia, dan wilayah lainnya

İqbal Musyaffa  | 19.11.2019 - Update : 20.11.2019
Indonesia soroti konflik dan ketegangan dalam dunia internasional Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kedua dari kanan) saat menghadiri Konferensi Tingkat Menteri mengenai Afghanistan di Kantor PBB, Jenewa 28 November 2018. (Foto Kementerian Luar Negeri - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Kementerian Luar Negeri mengatakan secara geopolitik dunia global banyak menghadapi berbagai konflik, baik konflik yang sudah berlangsung lama dan belum selesai serta konflik baru.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan konflik lama yang masih terus berlangsung antara lain perang dan ketegangan di Yaman, Suria, Libia, semenanjung Korea, Afghanistan, dan Palestina.

“Konflik Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun kini masa depannya tidak semakin baik, malah semakin suram,” jelas Menteri Retno dalam diskusi dengan pengusaha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta, Selasa.

Konflik di Palestina diperburuk dengan adanya pernyataan Amerika Serikat yang menyatakan pendudukan Israel di Tepi Barat bukan sesuatu yang ilegal.

“Itu bertentangan dengan hukum internasional dan semua resolusi Dewan Keamanan PBB,” jelas Menteri Retno.

Dia menambahkan selain konflik lama, saat ini muncul begitu banyak konflik di berbagai negara seperti Hongkong yang masih berlangsung aksi demonstrasi lebih dari 5 bulan sejak Juni sampai sekarang yang dipicu oleh RUU ekstradisi.

“RUU nya sudah tidak ada, tapi masih demo terus berlangsung dan tidak menurun, malah semakin kencang,” kata Menteri Retno.

Selain itu, juga terdapat konflik di Chili yang dipicu oleh kenaikan 4 persen biaya transportasi publik dengan alasan yang sangat rasional.

Menteri Retno menambahkan juga terdapat konflik di Lebanon akibat ketidakpuasan politik dan ekonomi yang mengakibatkan mundurnya perdana menteri dan perekonomian yang terganggu, bank tutup, serta ada pembatasan penarikan uang termasuk orang asing.

“KBRI kita kena dampak pembatasan penarikan uang,” ujar dia.

Menteri Retno menambahkan dasar politik Lebanon yang berdasarkan pada pembagian kewenangan berdasarkan agama dan etnisitas kini mendapatkan tentangan dari anak muda yang tidak ingin Lebanon terbagi sehingga perdebatan ini akan memakan waktu yang sangat panjang.

“Belum lagi konflik Bolivia akibat hasil pemilu hingga Evo Morales lengser dan mendapatkan suaka dari Meksiko,” imbuh Menteri Retno.

Dia menambahkan konflik juga masih terjadi di Irak akibat tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran serta pembagian politik berdasarkan agama dan etnis yang saat ini dipertanyakan.

Konflik juga terjadi di Iran yang dipicu oleh kenaikan harga BBM hingga 300 persen.

“Ada beberapa hotsopot di sekitar kita yang juga perlu dicermati seperti Laut China Selatan yang penting bagi kita untuk menjaga stabilitas dan perdamaiannya,” ungkap Menteri Retno.

Dia menjelaskan 1/3 perdagangan dunia melalui jalur tersebut sehingga keamanan dan stabilitasnya menjadi sangat penting.

Menteri Retno juga menyoroti situasi pengungsi Rohingya di Cox Bazar yang masih belum bisa direpatriasi sehingga membuat mereka frustasi sehingga akan mudah dipengaruhi oleh ideologi lain yang mengarah pada radikalisme dan terorisme

“Kalau 1,1 juta orang kemudian jadi radikal, kita bisa bayangkan bagaimana wilayah kita. Tetangga loh ini,” kata Menteri Retno.

Dia juga mengatakan dengan begitu banyaknya konflik lama yang belum selesai ditambah munculnya konflik baru, sehingga dapat dibayangkan bagaimana suramnya kondisi dunia saat ini.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.