
Jakarta Raya
JAKARTA
Malaysia melanjutkan pembelian palm sludge oil (limbah sawit) dari Indonesia sebanyak 2.000-ton per bulan selama dua tahun ke depan.
Dua perusahaan yaitu PT Alam Duta Mandiri dan Dendro Integrasi SDN Bhd menandatangani nota kesepahaman pembelian tersebut di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa.
“Kedua perusahaan diharapkan saling mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak sawit kedua negara. Kita terus melakukan diplomasi, mempromosikan di pasar global, serta melawan isu miring seputar kelapa sawit,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan dalam siaran pers.
Indonesia merupakan pemasok utama produk kelapa sawit lain ke Malaysia dengan pangsa pasar 85,14 persen.
Pada 2020, ekspor CPO Indonesia ke Malaysia mencapai USD 945,03 juta.
Nilai ini naik 15,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD820,97 juta.
Sedangkan ekspor palm acid oil/palm sludge oil Indonesia ke dunia tahun 2020 mencapai USD 544,47 juta atau naik 6,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tersebut dengan nilai ekspor sebesar USD185,37 juta atau pangsa pasarnya 34,05 persen.
Menurut Kasan, produksi kelapa sawit Indonesia pada 2020 masih berada di atas rata-rata produksi tahunan sebesar 51,58 juta ton, meskipun berbagai sektor industri terpukul pandemi Covid-19.
Realisasi volume ekspor minyak sawit Indonesia 2020 mencapai 34 juta metrik ton atau turun 9 persen dibanding 2019.
Namun nilainya justru naik sebesar 13,6 persen menjadi USD22,97 miliar karena kenaikan harga produk.
Selama dua dekade terakhir, lanjut Kasan, industri kelapa sawit memainkan peranan yang sangat signifikan dalam perekonomian.
Sawit dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan dan oleokimia.
Selain itu, palm sludge oil juga dapat digunakan dalam industri energi, kosmetik, serta barang konsumsi (consumer good) seperti sabun dan sampo.
Total perdagangan Indonesia-Malaysia pada 2020, tercatat USD15,06 miliar.