Ekonomi

Indonesia dorong APEC kembangkan UMKM

Konsentrasi organisasi perdagangan Asia-Pasifik itu saat ini adalah mengurangi kesenjangan ekonomi negara maju dan berkembang

Muhammad Nazarudin Latief  | 11.03.2019 - Update : 11.03.2019
Indonesia dorong APEC kembangkan UMKM Presiden Joko Widodo (tengah) pada KTT APEC di Port Moresby, Papua New Nugini, 18 November 2018. (Sekretariat Presiden – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Indonesia mendorong Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk bersama-sama mengembangkan Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM, mengentaskan kemiskinan dan memanfaatkan ekonomi digital.

Plt. Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan, Deny Kurnia Indonesia mengajukan beberapa proposal untuk mengurangi kesenjangan negara ekonomi maju dan berkembang.

“APEC ditantang untuk mewujudkan perdagangan bebas yang meningkatkan taraf hidup masyarakat. Intinya agar lebih banyak pihak yang menikmati keuntungan dari liberalisasi perdagangan,” ujar Deny dalam siaran persnya, Senin.

Adapun proposal yang diajukan Indonesia, antara lain Public Private Dialogue (PPD) on Understanding Non-Tariff Measures on Agriculture, Forestry and Fisheries Sectors to Enhance Trade to Improve Rural Development and Poverty Alleviation in the Asia Pacific Region.

Proposal lainnya yaitu Workshop for SMEs in APEC: Embracing 4.0 Industrial Revolution in Boosting Economic Performance of Export-oriented SMEs, agar UMKM mampu meningkatkan ekspor melalui peluang industri 4.0.

Sedangkan Workshop on Fostering Inclusive Digital Economy: Sharing Best Practices in Advancing Women Participation in Digital Startups yang bertujuan meningkatkan peran perempuan dalam memanfaatkan platform digital sehingga dapat lebih 'berdaya aktif' melalui bisnis rintisan (startup) dalam menghadapi perdagangan global.

Menurut Deny, APEC perlu menjawab tantangan industri 4.0. Sehingga inisiatifnya kental diwarnai pembahasan fasilitasi perdagangan digital hingga model aspek rantai nilai global (GVCs) yang ideal bagi kawasan.

Menurut Deny, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk terus menyesuaikan dengan kemungkinan arah kerja sama regional ke depan. Selain itu, APEC juga harus memitigasi kecenderungan perdagangan global yang memanas, menguatkan proteksionisme dan menumbuhkan sikap unilateralisme.

Menurut Deny, APEC terus menjadi forum yang diperhitungkan dunia sampai saat ini. Merujuk data APEC at Glance, kawasan APEC kini menguasai 60 persen GDP dunia atau senilai USD48 triliun.

APEC adalah forum kerja sama 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama di APEC meliputi kerja sama perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong perdagangan dan investasi di antara sesama ekonomi anggotanya, serta meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik.

Ekonomi anggota APEC terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Data APEC at Glance 2019 menunjukkan bahwa pada 2019 anggota ekonomi APEC mewakili 39 persen penduduk dunia (2,9 miliar), 47 persen dari perdagangan global (USD22 triliun), dan 60 persen dari total riil GDP dunia (USD48 triliun).

Menurut data dari Kementerian Perdagangan, pada 2017, perdagangan Indonesia dengan anggota ekonomi APEC mencapai USD239,4 miliar, atau 73,4 persen dari perdagangan luar negeri Indonesia dengan dunia yang tercatat sebesar USD325,8 miliar.

Sedangkan pada 2014, perdagangan Indonesia dengan anggota ekonomi APEC mencapai USD258,6 miliar, atau 73 persen dari perdagangan luar negeri Indonesia dengan dunia yang tercatat sebesar USD354,1 miliar di tahun tersebut.

Pada 2017, total ekspor Indonesia ke anggota ekonomi APEC sebesar USD117,9 miliar, dan impor anggota APEC dari Indonesia sebesar USD121,5 miliar. Dengan demikian, Indonesia defisit sebesar USD3,6 miliar

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın