Ekonomi, Nasional

Defisit neraca transaksi berjalan triwulan III sebesar 2,7%

Defisit tersebut membaik dari defisit pada triwulan II yang sebesar 2,9 persen PDB

İqbal Musyaffa  | 08.11.2019 - Update : 11.11.2019
Defisit neraca transaksi berjalan triwulan III sebesar 2,7% Ilustrasi: (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia mengumumkan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III sebesar 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar USD7,7 miliar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan defisit tersebut membaik dari defisit pada triwulan II yang sebesar 2,9 persen PDB atau USD8,2 miliar.

Menurut dia, membaiknya defisit tersebut didukung oleh turunnya defisit neraca perdagangan migas di tengah surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil.

“Membaiknya defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi oleh impor migas yang menurun sejalan dengan dampak positif kebijakan pengendalian impor, misalnya program B20,” ujar Dody, di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat stabil di tengah perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun.

“Defisit neraca transaksi berjalan yang membaik juga didukung oleh penurunan defisit neraca pendapatan primer akibat lebih rendahnya repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri,” urai dia.

Selain itu, Dody mengatakan pada triwulan III terjadi surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat.

“Peningkatan surplus tersebut mencerminkan masih tingginya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik,” ujar Dody.

Defisit neraca pembayaran mengecil

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2019 tercatat sebesar USD7,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD6,5 miliar.

Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial terutama didukung oleh membaiknya kinerja investasi portofolio, seiring meningkatnya aliran masuk modal asing pada aset keuangan domestik.

Peningkatan surplus juga disebabkan oleh menurunnya defisit investasi lainnya yang dipengaruhi oleh lebih tingginya penarikan neto pinjaman luar negeri sektor swasta dan lebih rendahnya pembayaran neto pinjaman luar negeri pemerintah.

Berdasarkan kondisi neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi modal dan finansial tersebut, maka Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2019 mencatatkan defisit USD46 juta atau lebih baik dari triwulan II yang sebesar USD2 miliar.

“Posisi NPI menunjukkan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, di tengah kondisi ekonomi global yang melambat,” kata Dody.

Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan yang membaik serta surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat. 

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.