BPS ungkap penyebab turunnya kemiskinan pada September 2019
Menurut BPS, faktor turunnya kemiskinan dipicu kenaikan upah, penurunan harga eceran dan peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita pada desil 1
Jakarta Raya
JAKARTA
Badan Pusat Statistik (BPS) menjabarkan faktor yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan di Indonesia pada September 2019.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan faktor pertama adalah adanya perubahan rata-rata upah buruh per hari dengan rata-rata upah nominal buruh tani per hari pada September 2019 naik 1,02 persen dibanding Maret 2019 atau dari Rp53.873 menjadi Rp54.424.
“Rata-rata nominal buruh bangunan per hari pada September 2019 juga naik,” jelas dia di Jakarta, Rabu.
Suhariyanto mengatakan rata-rata upah nominal buruh bangunan per hari pada September naik 0,49 persen dibanding Marret 2019 atau naik dari Rp88.637 menjadi Rp89.072.
Selain itu, faktor kedua adalah meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) yang pada bulan Juli 2019, Agustus 2019, dan September 2019 selalu berada diatas 100 dan terus meningkat, dengan nilai berturut-turut sebesar 102,63, 103,22, dan 103,88.
“Faktor ketiga adalah rendahnya angka inflasi secara umum selama periode Maret 2019 – September 2019 yang tercatat sebesar 1,84 persen,” lanjut dia.
Kemudian, faktor selanjutnya menurut Suhariyanto adalah adanya penurunan harga eceran beberapa komoditas pokok pada periode Maret 2019 – September 2019.
Secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok antara lain beras, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan ikan kembung mengalami penurunan.
Penurunan harga eceran beras pada periode tersebut sebesar 1,75 persen, kemudian daging ayam ras turun 2,07 persen, minyak goreng 1,59 persen, telur ayam ras 0,12 persen, dan ikan kembung 0,03 persen.
Selanjutnya, Suhariyanto mengatakan faktor turunnya kemiskinan juga karena adanya peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita pada desil 1.
Menurut desil pengeluaran per kapita per bulan, rata-rata pengeluaran per kapita pada kelompok penduduk Desil 1 periode Maret 2019 – September 2019 mengalami peningkatan sebesar 4,01 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan garis kemiskinan pada periode tersebut yang sebesar 3,60 persen.
Suhariyanto juga melihat komitmen pemerintah dalam menyalurkan bantuan pangan non tunai (BPNT) juga turut andil menurunkan angka kemiskinan nasional.
“Realisasi pelaksanaan Program BPNT Jumlah Kabupaten/Kota penerima Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada Triwulan III 2019 mencapai 509 kab/kota, meningkat 289 kab/kota dibandingkan dengan Triwulan I 2019,” kata dia.
Sebagai informasi, jumlah penduduk miskin pada September 2019 sebanyak 24,79 juta jiwa atau 9,22 persen yang membaik dari posisi Maret 2019 yang sebanyak 25,14 juta atau 9,41 persen.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.