Banyak kendala hambat industri kreatif Indonesia tembus pasar global
Indonesia menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar terhadap PDB

Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah mengidentifikasi banyak kendala yang membuat industri kreatif Indonesia sulit untuk menembus pasar global.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan hambatan utama industri kreatif ke pasar global adalah logistik terutama persyaratan dokumen dan administrasi.
“Selain itu, banyak pelaku ekonomi kreatif merupakan UMKM yang belum paham ekspor serta sifat produknya tidak diproduksi massal,” ujar Menteri Wishnutama dalam acara Karya Kreatif Indonesia yang diselenggarakan Bank Indonesia secara virtual, Jumat.
Dia mengatakan kemampuan produksi pelaku industri kreatif masih kecil karena ada keterbatasan alat produksi dan sulit mendapatkan pasar potensial.
Menurut Menteri Wishnutama, kendala lain yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan pelaku industri dalam menjajaki peluang di pasar digital serta platform e-commerce.
“Banyak syarat dan sertifikasi ekspor yang rumit serta regulasi dan proses perizinan yang harus disederhanakan,” ungkap dia.
Dia mengatakan sejak masa PSBB akibat pandemi Covid-19, banyak pelaku industri yang kesulitan mendapatkan bahan baku produksi, karena masih banyak bahan baku dasar harus diimpor.
Pelaku industri juga mengalami kesulitan keuangan akibat turunnya permintaan pembelian dari konsumen serta akses pinjaman modal.
“Kita bekerja sama dengan stakeholder lain untuk memberikan stimulus pinjaman modal serta mengajak anak bangsa untuk bangga dan cinta menggunakan produk lokal,” imbuh Menteri Wishnutama.
Selain itu, dia juga mengatakan telah mengajak berbagai merek produk kreatif untuk transformasi penjualan melalui digital bekerja sama dengan wadah penjualan daring (online) di dalam dan luar negeri.
“Kita sudah inventarisasi banyak pelaku terdampak pandemi untuk melakukan perencanaan bersama dalam meningkatkan pasar yang sudah ada,” lanjut dia.
Menteri Wishnutama mengatakan berbagai upaya terus dilakukan karena industri kreatif memiliki potensi besar karena memiliki banyak ide yang berasal dari kearifan lokal.
“Banyak tren industri kreatif yang juga muncul dari nilai-nilai Covid-19 seperti menggunakan materi eco-friendly dan desain minimalis,” tambah Menteri Wishnutama.
Menurut dia, masa pandemi ini merupakan momentum yang tepat untuk mengakselerasi penggunaan teknologi digital.
“Tujuan utamanya untuk menumbuhkan rasa bangga pada produk lokal sehingga masyarakat tergerak untuk membeli produk Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, hingga 15 Agustus sudah ada tambahan 1,6 juta pelaku UMKM yang terkoneksi dalam ekosistem digital sehingga total menjadi sekitar 8 juta pengusaha.
“UMKM merupakan sumber pertumbuhan dan ekonomi kreatif bisa menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia,” ujar Menteri Wishnutama.
Dia mengatakan pada 2017 berdasarkan data BPS, Indonesia menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar terhadap PDB.
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekonomi AS sebesar 11,39 persen, Korea Selatan 8,9 persen, serta Indonesia 7,28 persen.
Tiga kontributor terbesar dalam ekonomi kreatif terhadap PDB antara lain produk fesyen 41,4 persen, kuliner 17,6 persen, dan kriya hampir 15 persen.
Sumbangan produk fesyen pada pasar ekspor sebesar USD11,9 miliar, kriya USD6 miliar, dan kuliner USD1,3 miliar.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.