Dunia

Warga Afrika Selatan rayakan Hari Nelson Mandela

Warga Afrika Selatan gelar aksi membantu orang lain yang membutuhkan untuk mengenang mendiang presiden Nelson Mandela

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 18.07.2019 - Update : 18.07.2019
Warga Afrika Selatan rayakan Hari Nelson Mandela Mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hassan Isilow

JOHANNESBURG

Warga Afrika Selatan bersatu untuk menyisihkan 67 menit dari waktu mereka untuk memberikan bantuan kepada orang yang kurang beruntung di komunitas mereka untuk mengenang mendiang Presiden Nelson Mandela, Kamis.

Dirayakan setiap tahun pada 18 Juli, Hari Internasional Nelson Mandela secara resmi disahkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2009 untuk merayakan ulang tahun ikon global tersebut atas jasanya bagi umat manusia.

Wafat pada Desember 2013, Mandela dikenang sebagai salah satu negarawan global paling dihormati.

PBB mendorong orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan kebaikan untuk merayakan ulang tahun Mandela ke-101.

‘‘Saya menggunakan 67 menit untuk membantu membersihkan panti asuhan di Soweto hari ini. Saya merasa sangat senang telah melakukan tindakan kebaikan untuk mengenang Mandela," kata warga Johannesburg Lerato Joy kepada Anadolu Agency.

Warga lain juga ikut membagikan selimut dan jaket untuk membantu para tunawisma agar tetap hangat selama musim dingin.

Menekankan pentingnya pendidikan, Mmusi Maimane, pemimpin oposisi utama Partai Aliansi Demokratik Afrika Selatan, menghabiskan 67 menit waktunya di sebuah sekolah dasar di Cape Town di mana dia membacakan buku-buku untuk para murid.

Presiden Cyril Ramaphosa akan menggunakan 67 menit waktunya untuk mengunjungi stasiun radio di rumah sakit anak-anak Cape Town, di mana dia akan diwawancarai oleh anak-anak.

Yayasan Nelson Mandela menghabiskan hari itu untuk mendukung sejumlah badan amal setempat dengan menyediakan makanan dan asupan gizi.

Mandela memberikan pelajar berarti bagi warga Afrika Selatan dan dunia untuk berbagi dengan kaum yang kurang beruntung, baik kulit putih maupun kulit hitam, pada akhir era apartheid 1994.

Dia mengajarkan rekonsiliasi dan tidak membalas dendam terhadap mereka yang memperlakukannya secara kasar ketika berada di penjara.

Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika Selatan pada 1994 dan menduduki posisi itu selama lima tahun.

Dia disebut oleh banyak warga Afrika Selatan sebagai bapak bangsa setelah menghabiskan 27 tahun di penjara karena menentang kekuasaan minoritas kulit putih negara itu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.