
ISTANBUL
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir pada Senin mendesak agar tidak menggunakan hak veto untuk mencegah keanggotaan penuh Palestina di PBB.
“Kita…harus memastikan momentum dalam mewujudkan solusi dua negara tetap terjaga pasca konferensi, termasuk tidak memveto keanggotaan penuh Negara Palestina di PBB,” ujar Nasir.
Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki wewenang untuk memveto: China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS.
Berbicara pada konferensi tingkat tinggi tentang solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel di markas besar PBB di New York, Nasir menekankan pentingnya membangun “jaminan keamanan yang kredibel dan setara bagi kedua belah pihak melalui penghentian kekerasan dan pengakuan hak yang sama atas keamanan.”
Konferensi dua hari, yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, diselenggarakan di Majelis Umum PBB dan berfokus pada menghidupkan kembali perundingan damai dan memajukan implementasi solusi dua negara.
“Kita perlu memberdayakan Otoritas Palestina untuk mengelola keamanan secara mandiri dan sepenuhnya memikul tanggung jawab di Gaza dan Tepi Barat, dengan tujuan mendorong penyatuan seluruh otoritas Palestina di bawah satu pemerintahan nasional yang sah dan demokratis,” ujar Nasir.
Dalam ungkapan terima kasihnya kepada Prancis atas “keputusan berani untuk mengakui negara Palestina,” Nasir mengatakan bahwa “ketika persuasi gagal…hanya tindakan konkret sesuai dengan kekuatan sendiri dan hukum internasional yang dibutuhkan untuk menunjukkan jalan yang benar.”
“Indonesia mendesak negara-negara dan pemimpin lain untuk memanfaatkan momentum ini menuju tujuan kita, yaitu solusi dua negara, dengan mengikuti contoh Prancis,” tukas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.