MOSKOW 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Jumat menyatakan bahwa penyelesaian jangka panjang di Timur Tengah tidak mungkin tercapai tanpa pembentukan negara Palestina.

Dalam jumpa pers di Moskow, Zakharova mengatakan tragedi yang terjadi di Jalur Gaza—yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina selama lebih dari dua tahun—serta meningkatnya ketegangan di Tepi Barat menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi faktor utama bagi stabilitas kawasan.

“Penyelesaian masalah ini sangat memengaruhi peluang tercapainya perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di seluruh kawasan,” ujarnya.

Zakharova menekankan bahwa penanganan persoalan tersebut hanya bisa dicapai melalui upaya politik dan diplomatik yang berlandaskan resolusi-resolusi PBB.

“Kami meyakini bahwa tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka dan memiliki wilayah yang berkesinambungan, serta hidup berdampingan secara aman dan harmonis dengan Israel, perdamaian yang telah lama diharapkan di Timur Tengah tidak akan terwujud,” katanya.

Menanggapi perebutan Kota El Fasher di Sudan oleh pasukan paramiliter Rapid Reaction Forces, Zakharova menyoroti laporan luas mengenai kekerasan massal, eksekusi, dan kejahatan bermotif etnis terhadap warga sipil.

“Sekitar 200.000 orang, termasuk puluhan ribu perempuan dan anak-anak, masih terjebak di kota itu dalam kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Moskow mengecam kejahatan tersebut dan menyerukan komunitas internasional untuk bersatu menghentikan kekerasan, memastikan akuntabilitas pelaku, dan membuka akses bantuan kemanusiaan secara mendesak.

“Rusia menegaskan kembali dukungannya terhadap proses politik yang dipimpin Sudan dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah negara itu. Gencatan senjata segera dan dialog inklusif merupakan prioritas utama bagi penyelesaian yang berkelanjutan,” kata Zakharova.