Dunia

Turki: Sistem global harus direformasi setelah pandemi Covid-19

Menlu Turki Cavusoglu berpendapat bahwa sistem global akan berubah dan tidak akan sama seperti sebelumnya setelah pandemi Covid-19 berlalu

Muhammad Abdullah Azzam  | 06.05.2020 - Update : 07.05.2020
Turki: Sistem global harus direformasi setelah pandemi Covid-19 Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. (Cem Özdel - Anadolu Agency )

Ankara

Ömer Tuğrul Çam, Tevfik Durul

ANKARA

Menteri Luar Negeri Turki pada Rabu mengungkapkan setelah pandemi berlalu, dunia perlu meninjau kembali dan mereformasi sistem global secara keseluruhan.

Dalam sebuah wawancara tentang topik terkini di sebuah stasiun TV, Mevlut Cavusoglu menyoroti kritikan yang ditujukan kepada lembaga-lembaga internasional atas kekurangan mereka dalam menangani pandemi Covid-19.

Menteri Turki itu berpendapat bahwa sistem global akan berubah dan tidak akan sama seperti sebelumnya setelah pandemi Covid-19 berlalu.

"Negara-negara, terutama sektor kesehatan, keamanan pangan dan kebutuhan lainnya akan mengarah kepada negara terpercaya dan memiliki sumber daya yang andal. Dalam hal ini, Turki adalah sumber yang dapat dipercaya," ujar Cavusoglu.

Cavusoglu menuturkan Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan sudah lama memperjuangkan reformasi di PBB, khususnya Dewan Keamanan.

Pemimpin Turki itu menekankan bahwa DK PBB tidak representatif, karena pada kenyataannya "dunia lebih besar dari lima”.

Cavusoglu menambahkan bahwa kini banyak muncul kritikan serius terhadap sistem global terutama kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait pandemi.

Menlu Turki menekankan bahwa kritian tersebut tidak salah, namun sekarang bukan saatnya untuk mengkritik WHO atau organisasi serupa karena pandemi ini terus berdampak pada ribuan orang di seluruh dunia setiap harinya.

"Saat ini, bukan saatnya untuk mengkritik organisasi internasional lainnya, terutama WHO,” ujar dia.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), komunitas internasional dan negara-negara lain termasuk AS menyoroti Turki sebagai negara model," kata Cavusoglu.

Dia mengungkapkan bahwa bantuan medis yang diberikan negaranya akan menjadikan Turki sebagai sumber yang dapat diandalkan.

Dua pertiga negara di dunia meminta bantuan medis dari Turki untuk memerangi virus korona, dan hampir setengah dari permintaan tersebut sudah dipenuhi oleh negara itu.

"Ada 128 negara yang meminta pasokan medis dari Turki dalam bentuk hibah, izin ekspor, atau perdagangan," kata Menlu Turki.

Turki telah membantu setidaknya 57 negara di dunia, termasuk Italia, Spanyol, dan Inggris, dan menjadi penyedia bantuan kemanusiaan terbesar ketiga di dunia selama pandemi.

Sebelumnya, Presiden Erdogan menekankan bahwa Turki mengalami kemajuan yang signifikan dalam mengendalikan wabah Covid-19 dan tidak menghadapi kesulitan dalam memasok kebutuhan kesehatan dan alat kebersihan untuk rakyatnya.

Presiden Turki itu juga mengesampingkan pengaturan pinjaman dengan IMF selama pandemi serta menggarisbawahi bahwa Turki sejauh ini telah memberikan bantuan kepada 34 negara untuk memerangi pandemi dan dukungan ini juga akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

"Apa pun kondisinya, Republik Turki memiliki kekuatan untuk memastikan keselamatan jiwa dan harta benda setiap warga dengan memenuhi kebutuhan kesehatan, makanan dan bahan-bahan pembersih," tukas Erdogan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın