ISTANBUL

Pemanasan laut mengancam untuk menghancurkan populasi Prochlorococcus, organisme mikroskopis yang menyumbang 5 persen dari seluruh fotosintesis global, dengan produktivitasnya berpotensi menurun hingga 37 persen di seluruh dunia dalam skenario iklim yang parah.

Penelitian baru yang diterbitkan Senin di Nature Microbiology, jurnal daring, mengungkapkan bahwa mikroba laut kecil ini hanya dapat mentolerir suhu air hingga 86F (30C) sebelum tingkat reproduksinya menurun drastis, bertentangan dengan harapan para ilmuwan sebelumnya.

Penelitian oleh Universitas Washington menemukan organisme ini berkembang biak paling efisien dalam air antara 66F-84F (18,8C-28,8C), tetapi di atas 86F, tingkat pembelahan sel anjlok hingga hanya sepertiga dari tingkat optimal.

Model iklim memperkirakan suhu laut tropis dan subtropis akan melampaui ambang batas ini dalam waktu 75 tahun.

Dalam skenario pemanasan moderat, produktivitas Prochlorococcus dapat turun 17 persen di daerah tropis dan 10 persen secara global. Skenario pemanasan tinggi dapat menyebabkan penurunan sebesar 51 persen di daerah tropis.

"Suhu kelelahannya jauh lebih rendah dari yang kami duga," kata Francois Ribalet, pemimpin penelitian tersebut, yang menganalisis 800 miliar sel di sepanjang 150.000 mil (241.401 kilometer) selama hampir 100 pelayaran penelitian dalam 10 tahun.

Para peneliti mengatakan bahwa Prochlorococcus membentuk fondasi jaring makanan laut, yang mendukung segala hal mulai dari makhluk laut kecil hingga paus di lebih dari 75 persen permukaan air laut.

Cyanobacteria ini memasok nutrisi ke seluruh rantai makanan laut meskipun ukurannya mikroskopis.

"Selama ini, para ilmuwan mengira Prochlorococcus akan tumbuh subur di masa depan, tetapi di wilayah terhangat, pertumbuhannya tidak sebaik itu, yang berarti akan ada lebih sedikit karbon — lebih sedikit makanan — untuk sisa jaring makanan laut," kata Ribalet.