Dunia

Qatar kecam pernyataan 'ceroboh' Netanyahu terkait serangan Israel di Doha

Negara Teluk itu menuduh perdana menteri Israel menggunakan 'retorika ekstremis untuk memenangkan pemilu,' kata kementerian luar negeri

Rania Abu Shamala  | 11.09.2025 - Update : 11.09.2025
Qatar kecam pernyataan 'ceroboh' Netanyahu terkait serangan Israel di Doha

ISTANBUL

Qatar pada Rabu mengecam keras "pernyataan sembrono" yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang serangan terhadap kantor politik kelompok Palestina Hamas, dan menyebutnya sebagai "upaya memalukan" untuk membenarkan serangan Israel baru-baru ini terhadap wilayah Qatar.

Pernyataan Netanyahu muncul di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap serangan mematikan Israel pada Selasa terhadap para pemimpin Hamas di ibu kota Qatar, Doha.

Berbicara langsung kepada Qatar, dia mengatakan: "Usir mereka (Hamas) atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya."

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar menekankan bahwa Netanyahu “sepenuhnya menyadari” bahwa kantor Hamas diselenggarakan dalam kerangka upaya mediasi yang diakui secara internasional yang diminta oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Netanyahu juga sepenuhnya menyadari peran kantor tersebut dalam memfasilitasi berbagai pertukaran dan gencatan senjata, yang telah diakui dan diapresiasi secara luas oleh masyarakat internasional dan telah memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina dan sandera Israel yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan dasar dari kekejaman yang telah terjadi sejak 7 Oktober.

Setelah serangan udara Israel yang menargetkan para pejabat Hamas di Doha, Netanyahu menyamakan tindakan Israel dengan pengejaran AS terhadap Al-Qaeda setelah serangan teroris 11 September 2001. Qatar segera menolak perbandingan tersebut, menyebutnya sebagai "pembenaran baru yang menyedihkan atas praktik pengkhianatannya" dan pelanggaran kedaulatan yang sembrono.

Pernyataan tersebut menggarisbawahi bahwa "tidak ada mediasi internasional yang melibatkan delegasi negosiasi al-Qaeda," sementara peran Qatar secara konsisten diakui oleh komunitas internasional sebagai hal yang penting bagi perdamaian di Gaza.

Kementerian Qatar tersebut juga menuduh Netanyahu menggunakan "retorika ekstremis untuk memenangkan pemilu", dan Netanyahu "menjadi buronan internasional dan menghadapi sanksi yang semakin berat setiap harinya -- faktor-faktor yang hanya memperdalam isolasinya di panggung global."

Pernyataan tersebut menekankan bahwa “solidaritas internasional yang ditunjukkan dengan Qatar menggarisbawahi bahwa ancaman sembrono yang ditujukan kepada negara-negara berdaulat ditolak mentah-mentah di seluruh dunia.”

Doha berjanji untuk terus bertindak sebagai “mitra internasional yang tepercaya dan tidak memihak untuk membangun keamanan dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan wilayahnya.”

Qatar menegaskan kembali komitmennya terhadap Piagam PBB dan hukum internasional, mendesak masyarakat global untuk menolak “retorika Islamofobia dan provokatif” Netanyahu dan mencegah distorsi yang merusak mediasi dan menghalangi perdamaian.

Serangan Israel menewaskan lima anggota Hamas dan seorang petugas keamanan Qatar. sementara itu, Hamas mengonfirmasi bahwa para pemimpinnya selamat dari serangan tersebut.

Qatar mengecam serangan tersebut yang dianggap sebagai “tindakan pengecut” dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan memperingatkan bahwa mereka tidak akan menoleransi “perilaku sembrono” Israel.

Negara Teluk, bersama dengan AS dan Mesir, telah memainkan peran sentral dalam upaya menengahi diakhirinya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 64.600 warga Palestina sejak Oktober 2023.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.