Presiden Turkiye desak Trump selesaikan konflik Gaza dan Ukraina menyusul gencatan senjata Iran-Israel
Penutupan Selat Hormuz akan menyebabkan masalah besar, kata Erdogan, sambil berharap Iran tidak mengambil langkah seperti itu

ANKARA
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan memuji upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel.
"Saya katakan kepada Trump bahwa, mengacu pada upayanya dalam gencatan senjata Israel-Iran, tingkat upaya yang sama diharapkan dapat membantu mengakhiri konflik di Gaza serta perang Rusia-Ukraina," kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan pulang dari pertemuan puncak NATO di Belanda.
"Penutupan Selat Hormuz akan menimbulkan masalah besar. Kami yakin Iran tidak akan mengambil langkah seperti itu," kata presiden Turkiye.
Erdogan menggarisbawahi bahwa konflik terbaru antara Iran dan Israel sekali lagi menyoroti betapa pentingnya keamanan pasokan energi.
“Sebagai warga Turkiye, kami tengah melakukan upaya intensif untuk meningkatkan sumber daya energi kami sendiri,” kata Erdogan.
“Pada saat yang sama, kami terus melanjutkan kegiatan eksplorasi minyak dan gas alam dengan keseriusan dan tekad,” tutur dia.
"Kami tidak menganggap ada kemungkinan sama sekali bahwa Iran akan menghentikan pasokan gas alam kami," ujar Erdogan, sambil menambahkan: "Saat ini, gas alam kami dari Iran masih mengalir, dan kami tidak menghadapi masalah apa pun."
Israel melancarkan serangan udara terhadap beberapa lokasi di Iran pada 13 Juni, termasuk fasilitas militer dan nuklir, dengan tuduhan bahwa Teheran akan memproduksi bom nuklir, klaim yang dibantah keras oleh Iran.
Sementara Iran melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak balasan, AS bergabung dalam konflik tersebut dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran pada hari Minggu.
Setelah 12 hari pertempuran udara antara dua musuh bebuyutan regional, Trump pada Senin mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran untuk mengakhiri konflik mereka.
“Kami mengadakan pertemuan yang produktif dengan teman saya Trump dan membahas hubungan bilateral, kemitraan NATO, serta isu-isu regional dan global,” kata presiden Turkiye.
"Kami sampaikan pendekatan berorientasi solusi kami terhadap isu-isu regional kepada Trump dan mengharapkan dukungannya dalam hal ini," kata Erdogan, sambil menambahkan: "Trump menanggapi usulan tersebut secara positif."
Sistem pertahanan udara Turkiye
Berbicara tentang upaya terbaru Turkiye untuk meningkatkan sistem pertahanan udaranya, Erdogan mengatakan: "Kami telah membawa sistem pertahanan udara Turkiye ke tingkat tertentu, tetapi kami belum puas dengan itu. Kami perlu meningkatkan kemampuan rudal kami."
"Kami tengah membangun sistem dari berbagai sistem — Steel Dome kami. Dengan mengintegrasikan sistem pertahanan udara di berbagai ketinggian, sensor kami, dan sistem peperangan elektronik, kami mewujudkan sistem dari berbagai sistem ini," tekan dia.
Menyinggung masalah pengiriman jet tempur F-35 ke Turkiye, Erdogan mengatakan: “Kami membahas masalah F-35 selama pembicaraan dengan Trump, dan pembicaraan tingkat teknis telah dimulai,” dan mengungkapkan harapan bahwa kedua pihak “akan membuat kemajuan.”
"Kami juga belum menyerah pada F-35. Kami sedang mendiskusikan niat kami untuk kembali ke proyek tersebut dengan mitra kami," kata presiden Turkiye.
“Program F-35 merupakan proses politik sekaligus teknis,” kata Erdogan, seraya menambahkan: “Turkiye secara tidak adil dikeluarkan dari program tersebut.”
“Kami secara konsisten mengkritik langkah ini, yang tidak sesuai dengan semangat aliansi,” tambah dia.
Masa depan Suriah
Mengenai isu regional, khususnya Suriah, Erdogan mengatakan: "Kami telah dengan jelas menyampaikan kepekaan kami tentang Pasukan Demokratik Suriah kepada pihak AS di setiap level."
Dia menegaskan kembali dukungan Turkiye terhadap pemerintahan baru untuk penyatuan kembali Suriah serta terciptanya stabilitas dan perdamaian di negara tersebut.
“Menjaga integritas wilayah sangat penting untuk menciptakan Suriah yang bersatu dan utuh,” kata presiden Turkiye.
“Untuk mencapai semua ini, pemerintah Suriah telah mengambil langkah-langkah untuk menyatukan semua kelompok bersenjata di bawah naungan tentara Suriah dan bekerja untuk mencapai persatuan dan integritas Suriah,” katanya, seraya menambahkan: “Akan menjadi kepentingan terbaik Pasukan Demokratik Suriah untuk memanfaatkan kesempatan ini.”
Perang Rusia-Ukraina
Menyinggung perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Erdogan mengatakan: "Perang harus diakhiri. Kawasan ini tidak dapat lagi menanggung beban ini," seraya menambahkan: "Perdamaian yang adil dan abadi harus ditegakkan."
“Sebagai warga Turkiye, kami terus berupaya mengakhiri perang brutal ini melalui perdamaian yang adil dan abadi,” ujar dia.
"Kami tengah berdialog dengan para pihak untuk menyelenggarakan putaran ketiga perundingan pada periode mendatang. Baik Ukraina maupun Rusia telah berulang kali menyatakan kepercayaan mereka kepada kami," tegas Erdogan.
“Pembicaraan yang diadakan di Istanbul telah membuka pintu menuju perdamaian,” kata Erdogan, sambil menambahkan: “Tujuan akhir kami adalah mengadakan pertemuan di tingkat kepemimpinan di negara kami dan membangun perdamaian yang telah lama ditunggu-tunggu.”
Krisis Gaza
Menyinggung serangan Israel baru-baru ini di Gaza, Erdogan berkata: "Kita menyaksikan penyiksaan sistematis Israel. Mereka bahkan menargetkan titik distribusi bantuan yang terbatas."
“Yang terutama, mereka menghalangi Palang Merah dan mencegah langkah apa pun yang diambil,” kata dia.
Menggarisbawahi bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepadanya bahwa ia akan berbicara dengan Israel mengenai Gaza, Presiden Erdogan mengatakan ia mengatakan kepada Macron: “Jika Anda mengambil langkah ini, kami akan berterima kasih.”
Tentara Israel, yang menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, telah melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.