Politik, Dunia

PM Israel kritik menteri yang mundur dari pemerintahan darurat

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengajukan untuk bergabung dengan Kabinet Perang setelah pengunduran diri Benny Gantz

Said Amori  | 10.06.2024 - Update : 24.06.2024
PM Israel kritik menteri yang mundur dari pemerintahan darurat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

YERUSALEM

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu mengkritik keras Menteri Kabinet Perang Benny Gantz karena mengundurkan diri dari pemerintahan darurat.

Gantz mengumumkan pengunduran dirinya pada hari sebelumnya, dengan alasan perbedaan mendasar dalam pendekatan strategis dan mengklaim bahwa Netanyahu "menghalangi kita mencapai kemenangan sejati" dalam perang di Gaza.

Pengamat Kabinet Perang Gadi Eisenkot, mantan kepala staf militer Israel, juga mengumumkan pengunduran dirinya dalam waktu dekat.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa “Israel sedang berada dalam perang eksistensial di beberapa bidang. Benny, sekarang bukan waktunya untuk meninggalkan pertarungan, ini waktunya untuk menggabungkan kekuatan.”

“Pintu saya akan tetap terbuka bagi partai Zionis mana pun yang bersedia berbagi beban dan membantu meraih kemenangan atas musuh-musuh kita dan menjamin keselamatan warga negara kita,” tambah dia.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir meminta untuk bergabung dengan Kabinet Perang setelah pengunduran diri Gantz.

“Mengingat pensiunnya Gantz, saya telah mengajukan permintaan kepada Perdana Menteri untuk bergabung dengan Kabinet Perang. Ini adalah waktunya untuk mengambil keputusan yang berani, untuk melakukan pencegahan nyata, dan menciptakan keamanan di Selatan, Utara, dan seluruh Israel,” kata Ben-Gvir dalam sebuah postingan di X.

Bulan lalu, Gantz, yang bergabung dengan pemerintah pada 11 Oktober tahun lalu, menetapkan 8 Juni sebagai batas waktu bagi Netanyahu untuk menyusun rencana pasca perang di Gaza atau dia akan meninggalkan koalisi.

Namun pada Sabtu, dia menunda konferensi pers yang direncanakan.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 37.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 84.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.