Penelitian: Iran pemenang tunggal perang Irak
Angkatan Darat AS mengatakan perang koalisi tidak berhasil dan anggapan bahwa demokrasi akan membawa stabilitas di Irak adalah salah

Washington DC
Umar Farooq
WASHINGTON
Sebuah penelitian oleh Angkatan Darat Amerika Serikat yang dirilis pada Selasa mengatakan Iran adalah satu-satunya pemenang perang Irak.
Studi dengan dua jilid dan 1.300 halaman yang meneliti keberhasilan dan kesalahan perang itu pada awalnya ditugaskan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ray Odierno pada 2013 dan kemudian dilanjutkan di bawah Kepala Jenderal saat ini, Markus Milley.
Rampung pada 2016, penelitian itu meneliti invasi Irak pada 2003 melalui penarikan militer AS, kebangkitan kelompok teroris Daesh dan pengaruh Suriah dan Iran dan berisi lebih dari 1.000 dokumen yang tidak diklasifikasikan.
"Pada saat penyelesaian akhir proyek ini pada 2018, Iran yang berani dan ekspansionis tampaknya menjadi satu-satunya pemenang," penelitian menyimpulkan.
Studi itu juga menguraikan kerusakan yang disebabkan hubungan antara militer dan kemapanan politik AS.
"Perang Irak berpotensi menjadi salah satu konflik paling konsekuen dalam sejarah Amerika. Perang Irak telah menghancurkan tradisi politik yang sudah berlangsung lama melawan perang preemptive," kata penelitian itu.
"Segera setelah konflik, pendulum politik Amerika berayun ke kutub yang berlawanan dengan skeptisisme mendalam tentang intervensi asing," tambahnya.
Penelitian ini juga mencatat bahwa penggunaan perang koalisi AS sebagian besar tidak berhasil dan anggapan bahwa pemilihan demokratis akan membawa stabilitas di Irak adalah salah.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.