Dunia

Kelompok teroris PKK eksploitasi anak di bawah umur secara sistematis di Suriah

Organisasi teroris di Suriah mengisi kekurangan militan mereka dengan merekrut anak di bawah umur

Dildar Baykan Atalay  | 29.09.2023 - Update : 03.10.2023
Kelompok teroris PKK eksploitasi anak di bawah umur secara sistematis di Suriah

ANKARA

Kelompok teroris PKK, dan cabangnya di Suriah, YPG, terus merekrut anak-anak sebagai petarung dengan menculik mereka yang mana praktik tersebut melanggar berbagai konvensi dan peraturan internasional.

Para ibu sangat ingin bertemu kembali dengan anak mereka yang diculik oleh kelompok teroris PKK/YPG yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) di utara Suriah.

PKK/YPG terus menculik anak-anak untuk merekrut mereka sebagai ‘petarung anak-anak’.

Meski sebuah perjanjian telah ditandatangani antara PBB dan pemimpin teroris Ferhat Abdi Sahin pada Juni 2019 di Jenewa untuk membebaskan pejuang anak-anak dalam organisasi tersebut, namun praktik kriminal ini tetap berlanjut dengan merebut anak-anak dari keluarga mereka.

Usia rata-rata seorang anak yang bergabung dalam organisasi teroris itu 15 tahun dan karena penurunan jumlah militan dalam beberapa tahun terakhir, kelompok tersebut berupaya mengisi kekosongan tersebut dengan merekrut anak di bawah umur.

Meski generasi muda direkrut melalui metode penipuan, pemaksaan dan penculikan, kelompok teroris ini juga menjanjikan gaji kepada anak-anak dan keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi di Irak dan Suriah.

Menurut sebuah sumber, PKK mengambil anak-anak tersebut secara paksa sebagai “kewajiban pajak,” dan setidaknya satu orang dari setiap keluarga bergabung dalam kelompok itu di bawah aturan paksa “wajib militer.”

Sayap “Pemuda Revolusioner” kelompok tersebut, yang dikatakan beroperasi dari Suriah, memastikan partisipasi anak-anak dengan menahan atau menculik mereka secara paksa.

Pelecehan seksual terhadap anak perempuan

Para teroris juga melakukan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis di bawah umur, banyak di antaranya meninggal ketika mencoba melarikan diri dari kamp teroris, atau karena bunuh diri dan mengidap penyakit, kata sumber itu.

Menurut orang dalam, "pelatihan" yang diberikan oleh organisasi teroris kepada anak-anak berlangsung sekitar sembilan bulan, dan untuk menghindari pengawasan internasional, para peserta pelatihan didaftarkan dengan nama dan identitas palsu.

Pusat pelatihan

Pusat pelatihan organisasi teroris di Suriah sebagai berikut:

Pusat Pemuda (distrik Tel Rifat), Akademi Gelhat (wilayah An-Nasiriyah), Pusat Pelatihan (wilayah Tishrin/provinsi Raqqa), Pusat Pendidikan As-Sad (Manbij), Markas Besar Qom Aftar/Logistik (Qom Aftar), Markas Besar-Panti Asuhan ( Distrik Aynularab), Pusat Pendidikan Ideologi Anak (Aynularab), Markas Tim Apocu Fedai (Aynularab), Batalyon Berat S. (distrik Tabqa/Raqqa), Divisi 17 (Raqqa), Batalyon Anak (kota Tel Temir/provinsi Hasakah), S. Akademi Ugur Kaymaz (Hasakah), Pusat Pendidikan Kabakah, Pusat Pendidikan Tel Mozan (distrik Amude/Hasake), Pusat Pendidikan Es-Sabha (provinsi Deir ez-Zor), Pusat Pendidikan Al-Basira (Deir ez-Zor), Pendidikan Ideologi Anak Pusat (kota el-Muabbede/ Hasakah), Pusat Perekrutan Wajib (kota Qahtaniye/Hasake), Pusat Pendidikan Ideologi Anak (distrik Malikiye/Hasake), Pusat Pendidikan Ideologi Anak (Ayn al-Hadra/Hasake), Batalyon Pemuda Ayn (Ayn al -Hadra), Akademi Sabotase (Gir Kendal/Haseke).

Kecaman dari penduduk setempat

Perekrutan paksa anak-anak baru-baru ini memicu reaksi serius di kalangan warga Suriah, dan masyarakat yang sudah resah dengan pratik kejahatan tersebut kini mulai menggelar berbagai aksi protes.

Namun organisasi teroris tersebut terus menekan aksi protes masyarakat dengan menggunakan kekerasan.

Beberapa keluarga yang anak-anaknya diculik meminta organisasi internasional untuk memulangkan anak-anak mereka.

Badan-badan internasional secara berkala menghubungi PKK/YPG, yang dikenal dengan nama SDF di Suriah, dan menuntut agar lokasi anak-anak tersebut dilaporkan dan diserahkan kepada keluarga mereka.

Laporan internasional

Perekrutan anak-anak oleh organisasi teroris ini juga telah disebutkan dalam banyak laporan internasional.

Dalam Laporan Perdagangan Manusia yang diterbitkan oleh pemerintah AS pada 2016, disebutkan bahwa “cabang PKK di Suriah, PYD/YPG, terus merekrut dan menggunakan anak laki-laki dan perempuan, termasuk anak-anak di bawah usia 15 tahun, sebagai anggota organisasi dan membawa mereka ke kamp pelatihan organisasi tersebut.

Dalam laporan negara Praktik Hak Asasi Manusia tahun 2014 yang diterbitkan oleh Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Perburuhan Departemen Luar Negeri AS, dengan judul Tentara Anak disebutkan bahwa PKK rutin merekrut anak-anak, namun jumlahnya tidak diketahui.

Dalam laporan berjudul “Anak-anak dan Konflik Bersenjata” yang disajikan oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk Dewan Keamanan pada Juni 2015, disebutkan bahwa "anak perempuan dan laki-laki di bawah usia 15 tahun direkrut oleh YPG/YPJ dan digunakan di zona perang."

Dalam laporan periode Januari-Desember 2022, PBB menyebut lebih dari 1.200 anak telah dijadikan tentara oleh organisasi tersebut.

Menurut publikasi itu, cabang PKK di Suriah, SDF, telah merekrut 637 anak, sementara organisasi yang berafiliasi dengan PKK/YPG dan SDF memasukkan 633 anak ke dalam pasukan mereka.

Inisiatif UNICEF

UNICEF pada Juni 2014 mengatakan mereka "sangat prihatin dengan berita bahwa anak-anak dimasukkan ke dalam kegiatan PKK, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh komunitas internasional.

Penggunaan anak-anak oleh angkatan bersenjata dan teroris kelompok ini melanggar hukum internasional."

Human Rights Watch juga mencatat dalam laporannya pada bulan Juni 2014 bahwa "YPG telah merekrut anak-anak." Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın