Dunia

Jurnalis di Indonesia kutuk tewasnya jurnalis Al Jazeera oleh tentara Israel

Berdasarkan data IJTI, dalam kurun waktu 10 tahun ini, setidaknya ada 562 jurnalis di dunia yang dibunuh

Pizaro Gozali Idrus  | 13.05.2022 - Update : 13.05.2022
Jurnalis di Indonesia kutuk tewasnya jurnalis Al Jazeera oleh tentara Israel Aksi solidaritas atas pembunuhan wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh oleh tentar Israel. (Foto file - Anadolu Agency)

JAKARTA

Sejumlah kelompok jurnalis di Indonesia mengutuk keras tewasnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh oleh tentara Israel saat melakukan liputan di Tepi Barat.

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menegaskan kematian Abu Akleh serta jurnalis lainnya di berbagai belahan dunia saat menjalankan tugas mulianya menjadi bukti betapa masih rentannya keselamatan bagi para jurnalis.

Kasus kekerasan yang menimpa jurnalis saat menjalankan tugasnya harus menjadi perhatian seluruh dunia. Karena situasi ini menjadi ancaman serius bagi kemerdekaan pers di seluruh dunia,” ujar Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan dalam pernyataannya pada Kamis.

Berdasarkan data IJTI, dalam kurun waktu 10 tahun ini, setidaknya ada 562 jurnalis di dunia yang dibunuh. Sementara pada 2021, sebanyak 45 jurnalis yang dibunuh di dunia.

Sementara itu, Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menyampaikan jurnalis senior Abu Akleh tela menjadi korban kebiadaban tentara zionis Israel saat meliput serangan Israel di Jenin, Tepi Barat.

“Tindakan Zionis Israel ini jelas-jelas sudah bertentangan dengan hukum Humaniter Internasional yang menyatakan jurnalis terhindar dari serangan militer,” ucap Saifal, Ketua Umum JITU, dalam pernyataan sikapnya.

JITU, lanjut Saifal, mendukung Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) untuk membawa kasus tindakan di luar hukum dan pelanggaran HAM yang sangat berat ini ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC), Dewan Keamanan PBB, HAM PBB, Amnesty international dan lembaga HAM Dunia lainnya.

Dia juga mengajak seluruh organisasi maupun komunitas jurnalis yang ada di Tanah Air maupun internasional untuk memboikot dan membongkar seluruh kejahatan Zionis di tanah Palestina.

“Mendoakan seluruh jurnalis yang sedang bertugas di medan konflik, khususnya di  Palestina, agar selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.”

Abu Akleh lahir di Yerusalem pada tahun 1971 dan selama dua setengah dekade terakhir, dia adalah salah satu jurnalis elit Al Jazeera yang meliput situasi di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Al Jazeera menuduh pasukan Israel dengan sengaja membunuh jurnalis veteran Abu Akleh di Tepi Barat yang diduduki pada hari Rabu.

Sementara tentara Israel mengatakan bahwa penilaian awal menunjukkan Abu Akleh "dibunuh oleh orang-orang bersenjata Palestina."

Otoritas Palestina mengkonfirmasi bahwa Abu Akleh “ditembak mati oleh tentara Israel.”

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.