Ekspor gas Rusia ke Eropa meningkat di tengah perang di Ukraina
Ekspor gas Gazprom melalui Ukraina naik dari 62 juta. meter kubik pada 23 Februari hingga 110 juta meter kubik pada 25 Februari, sehari setelah serangan dimulai

MOSKOW
Penyaluran gas alam Rusia ke Eropa terus meningkat meski ada serangan Rusia ke Ukraina, menurut data yang dikumpulkan Anadolu Agency pada Rabu.
Ekspor perusahaan gas raksasa Rusia Gazprom ke Uni Eropa (UE) melalui Ukraina mencapai 109 juta meter kubik per hari pada 1 Desember tahun lalu, tetapi turun menjadi 74,4 juta meter kubik pada 1 Januari.
Namun, ekspor tersebut kian melonjak lagi pada 24 Februari ketika Rusia mulai menyerang Ukraina, data menunjukkan.
Sementara Gazprom mengekspor 62 juta meter kubik gas pada 23 Februari melalui Ukraina, volume ini naik menjadi 110 juta meter kubik pada 25 Februari dan 109 juta meter kubik pada 26 Februari.
Penyaluran gas Gazprom ke Uni Eropa melalui Ukraina berjalan rata-rata 100 juta meter kubik per hari, juru bicara Gazprom Sergey Kupriyanov mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 28 Februari.
Ketergantungan Eropa yang tinggi pada gas Rusia
Eropa memenuhi hampir 40 persen kebutuhan gasnya dari Rusia, setara dengan total hampir 175 miliar meter kubik.
Menurut data Gazprom, ekspor perusahaan ke Eropa melalui Ukraina mencapai 42 miliar meter kubik tahun lalu.
Serangan Rusia ke Ukraina dan penerapan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia oleh negara-negara Eropa telah memicu kekhawatiran kerusakan infrastruktur pipa di Ukraina, dan penurunan aliran gas Gazprom.
Perdagangan gas alam di TTF - titik perdagangan gas alam virtual yang berbasis di Belanda untuk kontrak Maret mengalami peningkatan 50 persen pada Rabu menjadi hampir EUR200 per megawatt-jam karena serangan Rusia di Ukraina meningkat.
Pemasok minyak utama Eropa juga Rusia
Rusia juga merupakan pemasok minyak terbesar di Eropa, setelah mengekspor 113 juta ton minyak pada tahun 2020, dari total impor minyak benua itu sebesar 440 juta ton.
Namun, pejabat Eropa sejauh ini menahan diri untuk tidak membatasi impor energi dari Rusia.
Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyarankan negara-negara G7 membatasi impor gas alam dan minyak dari Rusia, satu-satunya negara yang melakukannya dengan menghentikan impor minyak dari Rusia adalah Kanada.
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional di mana Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Inggris, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Banyak negara juga memberikan dukungan kepada Ukraina dengan senjata, menutup wilayah udara mereka untuk maskapai Rusia, dan memblokir media milik pemerintah Rusia.
Sanksi baru yang dijatuhkan oleh AS, Inggris, dan Uni Eropa menargetkan beberapa nama yang dekat dengan presiden dan bank Rusia menyusul keputusan Moskow secara resmi mengakui apa yang disebut administrasi dua wilayah separatis di Ukraina timur.