Dunia, Ekonomi, Budaya

Israel persempit ruang hidup rakyat Gaza dengan blokade selama 17 tahun

Selama 17 tahun blokade, Israel menutup gerbang perbatasan Jalur Gaza dan memberlakukan pembatasan serius terhadap ruang hidup masyarakat dan kegiatan perdagangan

Mustafa MM Haboush, Esat Fırat  | 27.02.2024 - Update : 04.04.2024
Israel persempit ruang hidup rakyat Gaza dengan blokade selama 17 tahun Masyarakat Gaza mengungsi akibat serangan intens Israel. (Ali Jadallah-Anadolu Agency)

GAZA

Israel telah melumpuhkan perekonomian dan kondisi kehidupan di Jalur Gaza, di mana pasukan Israel telah membunuh puluhan ribu warga sipil, sebagian besar korban anak-anak dan perempuan, dalam serangan udara, darat dan laut selama 17 tahun.

Negara penjajah Israel juga semakin mempersempit wilayah ruang hidup warga Palestina di Jalur Gaza.

Dengan kebijakan pembatasan ruang hidup yang melanggar hukum internasional dan diterapkan dengan dalih untuk mengambil langkah-langkah keamanan di Jalur Gaza sejak tahun 2006, Israel telah menghancurkan sumber pendapatan warga Palestina, yang hidup dari perikanan dan pertanian, dan mencegah mereka melakukan perdagangan domestik dan internasional.

Pembangunan tiga tembok keamanan yang membentang beberapa meter di bawah tanah di sepanjang jalur perbatasan Gaza, menara pengawas yang dibangun di berbagai daerah perbatasan, pembuatan zona penyangga di wilayah yang dekat dengan perbatasan, dan pembunuhan atau penahanan warga sipil yang mendekati wilayah tersebut hanyalah beberapa di antara pembatasan yang diberlakukan oleh Israel.

Tidak puas dengan memutus sumber pendapatan warga Palestina di Gaza, Israel juga melancarkan serangan ke wilayah tersebut dengan berbagai dalih sejak tahun 2008, yang menyebabkan kematian dan terlukanya ratusan ribu warga Palestina, dan berulang kali menghancurkan tempat tinggal, sekolah, rumah sakit, dan rumah-rumah penduduk serta infrastruktur yang dibangun kembali oleh masyarakat di wilayah tersebut setelah setiap serangan Israel.

Dampak buruk blokade yang semakin hari diperketat oleh Israel telah merusak kehidupan warga Palestina di banyak hal seperti perdagangan di perbatasan, penangkapan ikan, aktivitas pertanian di zona keamanan penyangga, dan layanan yang membutuhkan listrik.

Blokade darat: Israel tutup gerbang perbatasan Gaza satu per satu

Sebelum blokade, kegiatan perdagangan dan roda kehidupan di Jalur Gaza dilakukan melalui gerbang perbatasan Beit Hanun, Karni, Nahal Oz, Kerem Abu Salim serta Sofa dan Rafah di perbatasan Mesir.

Israel memberlakukan pembatasan serius terhadap mobilitas perdagangan dan kegiatan sehari-hari masyarakat di gerbang perbatasan ini selama 17 tahun blokade.

Setelah blokade, semua gerbang perbatasan ditutup kecuali gerbang perbatasan Rafah dan Beit Hanun, yang diperuntukkan bagi penyeberangan sipil, dan Gerbang Perbatasan Kerem Abu Salim, yang diperuntukkan bagi pengangkutan kargo komersial.

Segera setelah serangan terhadap Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel menutup Gerbang Perbatasan Beit Hanun (Erez) untuk perlintasan ekonomi.

Menurut data Observatorium Hak Asasi Manusia Mediterania yang berbasis di Jenewa, Israel telah menyetujui 97 persen permohonan penyeberangan melalui Gerbang Perbatasan Beit Hanoun pada 2005, dan hanya mengizinkan 36 persen permohonan pada 2022.

Rata-rata 11 ribu truk memasuki Gaza setiap bulan melalui Gerbang Perbatasan Kerem Abu Salim pada 2005, tempat penyeberangan komersial dilakukan sebelum blokade Israel, angka ini menurun menjadi rata-rata 6.494 truk setiap bulan pada 2022.

Dalam hal barang ekspor, meski rata-rata 835 truk kargo diekspor setiap bulan dari Jalur Gaza pada 2005, angka ini menurun menjadi 428 truk pada 2022.

Lahan pertanian warga Palestina di daerah penyangga dihancurkan

Dengan dalih mengambil tindakan keamanan, Israel telah menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasan timur dan utara Jalur Gaza, yang dilarang didekati oleh warga Palestina.

Hingga tahun 2008, warga Palestina diperbolehkan mendekati zona penyangga tersebut, yang batasannya sebenarnya tidak pernah jelas dan terus berubah, dalam jarak 300 meter dari pagar perbatasan. Jarak ini dikurangi menjadi 100 meter bagi para petani.

Ketika Israel melancarkan serangan skala besar pertamanya di Gaza pada Desember 2008, Israel melarang warga Palestina untuk mendekati pagar, terkadang dengan jarak hingga 1.500 meter darinya, dan ketika situasi sudah tenang, area tersebut dibatasi hingga sekitar 300-500 meter.

Zona penyangga mencakup sekitar 35 persen lahan subur di Gaza, dan pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut, sehingga wilayah penyangga itu tidak dapat dipakai untuk pertanian. 

Meski Israel melonggarkan pembatasan setelah serangan berakhir pada 2012, Israel kemudian menerapkan kembali pembatasan tersebut pada waktu yang berbeda.

Di saat perbatasan resmi sudah diumumkan oleh militer Israel, mereka secara sistematis menyerang petani Palestina yang bergerak di bidang pertanian di wilayah yang diizinkan Israel.

Selain itu, Israel kerap menyemprotkan pestisida dari pesawat ke lahan pertanian di wilayah Palestina di sepanjang perbatasan, juga merusak tanaman di ladang yang berjarak 300 meter dari pagar dan di luar zona penyangga. Dengan cara ini, Israel mengancam satu-satunya sumber pendapatan warga Palestina yang hidup dari pertanian.

Menurut data resmi Palestina, kerugian finansial yang diderita petani Palestina antara tahun 2006-2022 akibat praktik dan pembatasan yang melanggar hukum Israel tersebut berjumlah sekitar 1,3 miliar dolar.

Kebijakan blokade yang konkrit: Dinding pemisah

Selain zona penyangga, Israel membangun empat tembok di sekeliling Jalur Gaza dari timur hingga utara.

Tembok pertama dan kedua terdiri dari pagar besi dengan jarak beberapa meter, tembok beton berkawat dan tembok besi sepanjang 65 kilometer yang dipasang puluhan meter di bawah tanah untuk mencegah terowongan di bawah Jalur Gaza mencapai wilayah Israel.

Ada puluhan menara pengawas, radar dan kamera di sepanjang pagar ini, serta balon pengintai yang hampir selalu terbang di dekat perbatasan Gaza.

Blokade laut: Israel lemahkan aktivitas penangkapan ikan

Perjanjian Oslo, yang ditandatangani antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel pada 1994, menetapkan bahwa nelayan Palestina akan diizinkan berlayar sejauh 20 mil laut (sekitar 37 kilometer) dari pantai Jalur Gaza.

Namun, dengan melanggar Perjanjian Oslo, Israel membatasi aktivitas penangkapan ikan warga Palestina hingga 12 mil laut dan sering menyerang nelayan Palestina. 

Warga Palestina diperbolehkan mencapai sekitar 3 mil dari pantai utara Jalur Gaza, 6 mil dari pantai Kota Gaza, dan 12 mil dari pantai tengah dan selatan Jalur Gaza.

Pembatasan yang dilakukan secara ilegal oleh Israel menyebabkan 90 persen nelayan di Jalur Gaza hidup di bawah garis kemiskinan dan menyebabkan jumlah nelayan turun dari 10 ribu pada tahun 2000 menjadi 4 ribu pada 2022.

Menurut data Kementerian Pertanian Palestina, angkatan laut Israel, selain membatasi batas pelayaran, juga menembaki kapal ikan rata-rata 30 kali dalam sebulan.

Pemadaman listrik hingga 12 jam sehari di Gaza

Krisis listrik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Jalur Gaza dimulai pada awal pengepungan tahun 2006, ketika pasukan Israel mengebom enam trafo utama di satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut.

Meski telah diperbaiki sebagian, namun terdapat kekurangan bahan bakar untuk membuat pembangkit listrik tetap berjalan. Oleh karena itu, pemadaman listrik mencapai 12 jam sehari di Jalur Gaza yang mengalami defisit pasokan energi yang besar.

Karena kekurangan sumber energi, 108 juta liter air limbah kotor (yang tidak diolah) setiap hari dipompa ke Laut Mediterania, dan itu menyebabkan pencemaran pantai.

Krisis listrik telah memaksa rumah sakit untuk menunda operasi yang tidak mendesak. 

Dengan demikian, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, antrian operasi di Gaza meningkat dari 3 bulan pada 2005 menjadi 16 bulan pada tahun-tahun pasca blokade.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın