Regional

Bangladesh minta Turki kuatkan dukungan untuk selesaikan krisis Rohingya

Delegasi Turki bertemu dengan lembaga bantuan pengungsi dan komisioner repatriasi

Rhany Chaırunıssa Rufınaldo  | 23.01.2020 - Update : 24.01.2020
Bangladesh minta Turki kuatkan dukungan untuk selesaikan krisis Rohingya Pengungsi Rohingya. (Foto file-Anadolu Agency)

Cox s Bazar

Sorwar Alam

COX’S BAZAR, Bangladesh

Seorang pejabat Bangladesh meminta pemerintah Turki untuk mengambil lebih banyak cara di arena internasional guna membantu menyelesaikan krisis Rohingya.

“Tolong tarik perhatian komunitas dunia agar pemerintah Myanmar yakin dan membawa kembali pengungsi Rohingya ke negara mereka,” kata Mahbub Alam Talukder, komisaris bantuan dan repatriasi pengungsi di distrik Cox’s Bazar, Kamis.

Distrik yang berada di bagian tenggara Bangladesh itu menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan negara di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Talukder berbicara pada pertemuan dengan delegasi Turki yang dipimpin oleh mantan menteri dan wakil kepala Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Mehmet Ozhaseki, sebelum berkunjung ke kamp-kamp pengungsi.

Dia memuji dukungan kemanusiaan dan diplomatik Turki bagi Bangladesh untuk menangani krisis pengungsi.

Sementara itu, Ozhaseki menegaskan kembali dukungan tanpa syarat Turki untuk pengungsi.

Dia mengatakan bahwa Turki - yang menampung sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah - dan Bangladesh telah memenuhi tanggung jawabnya.

Tetapi Ozhaseki mencatat bahwa beberapa negara Arab dengan kekuatan ekonomi besar gagal dalam ujian untuk membantu para pengungsi.

“Selama pemerintah Bangladesh mengizinkan kami untuk bekerja di sini [kamp-kamp pengungsi] kami akan terus melakukan yang terbaik untuk mendukung Rohingya,” tambah dia.

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar Turki untuk Bangladesh yang baru ditunjuk, Mustafa Osman Turan, Wali Kota Provinsi Sanliurfa Zeynel Abidin Beyazgul dan sejumlah perwakilan dari Partai AK.


Kelompok teraniaya

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok yang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan yang terus meningkat sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Menurut Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA), sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh tentara Myanmar.

Lebih dari 34.000 orang Rohingya juga dibakar, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli, menurut laporan OIDA yang berjudul 'Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira'.

Sekitar 18.000 perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah Rohingya dibakar sementara 113.000 lainnya dirusak.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan kekerasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.

PBB mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak kecil - pemukulan brutal, dan penculikan yang dilakukan oleh personil keamanan.

Dalam laporannya, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.