Korban banjir dan longsor di Sumut bertambah jadi 19 orang, akses jalan masih terputus
Kepala Basarnas Nias mengatakan bahwa korban meninggal terdiri dari sembilan orang di Kota Sibolga, enam orang di Kabupaten Tapanuli Selatan, dan empat orang di Kabupaten Tapanuli Tengah
JAKARTA
Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, terus bertambah.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis Kantor Basarnas Nias hingga Rabu, total korban meninggal mencapai 19 orang, sementara empat orang masih dalam pencarian dan tiga lainnya diduga tertimbun material longsor.
Kepala Basarnas Nias, Putu Arga Sujarwadi, menjelaskan bahwa korban meninggal terdiri dari sembilan orang di Kota Sibolga, enam orang di Kabupaten Tapanuli Selatan, dan empat orang di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain itu, terdapat enam warga yang mengalami luka-luka akibat bencana yang terjadi sejak awal pekan tersebut.
“Pencarian dan evakuasi korban, baik yang meninggal maupun luka-luka, masih terus berlangsung di lapangan,” kata Arga dalam laporan tertulisnya.
Akses jalan terputus, sejumlah wilayah masih terisolir
Basarnas melaporkan bahwa hingga pukul 10.00 WIB pagi tadi, akses Jalan Tarutung–Sibolga masih terputus di wilayah Adian Koting. Kondisi ini menghambat pergerakan tim bantuan menuju lokasi terdampak.
Meski curah hujan mulai menurun di beberapa titik dan genangan berangsur surut, risiko bencana lanjutan masih tinggi.
“Hujan yang masih berkelanjutan berpotensi menyebabkan banjir susulan. Titik longsor juga bisa bertambah,” ujar Arga.
Sejumlah wilayah di Tapanuli Tengah dilaporkan masih terisolir karena akses jalan terputus. Kondisi ini diperparah dengan padamnya jaringan internet, telepon, dan listrik sehingga menyulitkan proses evakuasi dan koordinasi antartim penyelamat.
Dengan kondisi komunikasi yang terbatas, Basarnas mengandalkan jaringan personel KN SAR Nakula yang membuka posko sementara di atas kapal.
Arga menegaskan bahwa pendekatan berbasis sektor diperlukan karena sebaran lokasi bencana yang luas dan kondisi medan yang sulit dijangkau.
Hampir dua ribu kepala keluarga terdampak
Di Kabupaten Tapanuli Tengah, sedikitnya 1.902 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir dan tanah longsor. Sementara di wilayah lain, pendataan masih berlangsung karena akses dan komunikasi yang belum sepenuhnya pulih.
Basarnas, BPBD, TNI–Polri, serta relawan dari berbagai organisasi masih terus berupaya melakukan pencarian korban, membuka akses jalan, dan mengevakuasi warga yang berada di daerah rawan.
Peringatan banjir susulan dan potensi longsor baru
Otoritas SAR mengingatkan bahwa intensitas hujan yang masih tinggi meningkatkan risiko bencana susulan. Warga diminta tetap waspada dan mengikuti instruksi petugas di lapangan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap mengungsi di tempat aman hingga situasi benar-benar stabil. Kondisi cuaca masih berpotensi ekstrem,” ujar Arga.
Operasi pencarian dan evakuasi direncanakan dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan dan akses wilayah kembali normal.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
