Nasional

Pemerintah cek kesehatan, persenjataan personel misi perdamaian PBB

Pemeriksaan dilakukan setiap kali personel pulang dari misi di keluar negeri

Hayati Nupus  | 06.09.2018 - Update : 06.09.2018
Pemerintah cek kesehatan, persenjataan personel misi perdamaian PBB Deretan personel misi perdamaian PBB saat pelepasan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jumat, 31 Agustus 2018. (Foto TNI - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Hayati Nupus

JAKARTA 

Kementerian Pertahanan (Kemhan RI) mengatakan pemerintah selalu melakukan pemeriksaan personel yang kembali dari misi perdamaian di luar negeri.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Totok Sugiharto mengatakan pemeriksaan itu seputar kesehatan seperti HIV/AIDS dan berbagai penyakit lainnya, juga potensi terbawanya senjata ilegal.

“Setiap kali mereka kembali dari misi perdamaian di luar negeri, pasti selalu kami cek,” ujar Totok kepada Anadolu Agency pada Kamis di Jakarta.

Setiap tahun Indonesia selalu mengirimkan personel dalam misi perdamaian PBB. Personel yang terlibat dalam misi tersebut, menurut Totok, merupakan pasukan khusus hasil seleksi berbagai keahlian, di antaranya bahasa Inggris.

Akhir Agustus 2018 lalu TNI kembali mengirim 850 personel Satgas Rapidly Deployable Battalion (RDB) Mission de L’Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo (Monusco) Kontingen Garuda XXXIX-A/Congo. Mereka berasal dari 644 personel TNI AD, 135 personel TNI AL dan 71 personel TNI AU.

Selain itu, TNI juga melepas 120 personil Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-K United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dari TNI AL.

Satgas RDB Monusco Konga XXXIX-A/Congo, kata Hadi, bertugas untuk mengamankan pemilu Kongo pada November 2018 mendatang. Sedang Satgas MTF TNI Konga XXVIII-K/UNIFIL bertugas untuk mengamankan wilayah laut Lebanon.

Pemberangkatan kedua Satgas ini untuk memenuhi target pengiriman 4.000 personel. Sejauh ini Indonesia telah mengirim 3.578 personel.

Saat pelepasan personel itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berpesan agar mereka dapat menjaga nama baik Indonesia, menjaga sopan santun dan menghargai budaya setempat.

Hadi juga mengatakan jika personel Satgas tersebut menggunakan alutsista produksi dalam negeri seperti kendaraan tempur Anoa dan Komodo.

Totok menambahkan jika personel pasukan perdamaian Indonesia terkenal berprestasi dan layak dipercaya dunia.

Indonesia, kata Totok, juga selalu berhasil dalam misi perdamaian PBB tersebut.

“Personel kita terkenal ramah dan baik,” puji Totok.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın