Indonesia campur aspal plastik dan karet untuk pemeliharaan jalan
Selain untuk mengurangi limbah plastik, bisa meningkatkan kualitas kekerasan jalan.

Jakarta Raya
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengembangkan teknologi campuran aspal plastik dan aspal karet untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan nasional.
Teknologi campuran aspa ini telah diujicoba penerapannya di beberapa kota seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makasar, dan Tangerang.
Pada tahun 2018, Kementerian PUPR mulai menggunakan teknologi aspal plastik dan aspal karet dalam paket pekerjaan pemeliharaan jalan nasional di beberapa provinsi.
Melalui keterangan resmi, Kamis, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan penerapan teknologi aspal plastik dapat dilakukan sepanjang 25 km yang terbagi menjadi beberapa ruas, termasuk di Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Basuki juga mengungkapkan bahwa penerapan teknologi aspal plastik merupakan upaya pemerintah dalam pengurangan limbah kantong plastik.
Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa penerapan teknologi campuran aspal plastik mengacu pada spesifikasi khusus interim Skh-1.6.10 Campuran Beraspal Panas Menggunakan Plastik.
Penggunaan limbah plastik menurut dia sudah dinyatakan aman dan bebas dari ancaman racun pada plastik.
Selain limbah plastik, Kementerian PUPR pada tahun ini juga akan menerapkan campuran aspal dengan komoditas karet sebagai upaya pemanfaatan karet alam dalam negeri.
Penerapan teknologi aspal karet akan diimplementasikan pada paket pekerjaan Preservasi Rehabilitasi di kawasan Sumatera Selatan. Sebelumnya sudah dilakukan uji coba aspal karet di Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam satu ton campuran beraspal panas dapat menggunakan kurang lebih sebanyak 4,2 kilogram karet alam.
Kelebihan campuran aspal karet alam yakni meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.