KKIP: Indonesia jangan jadi target pasar senjata asing
Pengalaman sewaktu diembargo Amerika Serikat (AS) dan Eropa harusnya jadi pelajaran

Jakarta Raya
Erric Permana
JAKARTA
Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) kembali meminta Pemerintah Indonesia tidak lagi menjadi target pasar industri pertahanan dan senjata dari negara lain.
Ini disampaikan KKIP saat bertemu dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto
Ketua Tim Pelaksana KKIP Laksamana TNI (purn) Soemardjono mengatakan jika terus bergantung kepada negara lain maka Indonesia akan tertinggal dan tidak ditakuti oleh lawan.
Selain itu Indonesia juga tidak akan siap menghadapi operasi selain perang, misalnya bencana, seperti tahun 2004 lalu, saat terjadi tsunami di Aceh.
"kita pernah kena embargo dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Nah dampak embargo itu bisa kita lihat pada saat kita, kena tsunami. Kita sudah tak bisa berkontribusi di dalam menanggulangi bencana tsunami," ujar Soemardjono di Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis.
3 strategi mandiri dalam industri pertahanan
Menurut KKIP, ada 3 komponen untuk bisa menjadi negara yang mandiri dalam industri pertahanan: mampu pemeliharaan sistem persenjataan (alutsista) yang ada, dapat menjadi bagian dalam produksi industri pertahanan dunia dan mampu memproduksi alutsista meski tidak mengandung 100 persen komponen lokal.
"Kalau industri kita mampu memelihara [alutsistanya] sendiri, maka kesiapan alutsista itu akan selalu tinggi. Itu mendukung pengguna dalam hal ini TNI Polri dan kementerian lain di lapangan," jelas dia.
Soemardjono pun berharap agar Indonesia mampu menguasai teknologi industri pertahanan sehingga bisa menjadi bagian dari produsen industri pertahanan dunia.