Nasional

TNI: Amunisi tajam milik Brimob mematikan

Amunisi disimpan TNI hingga aturan baru mengenai pengadaan senjata diterbitkan

Erric Permana  | 10.10.2017 - Update : 11.10.2017
TNI: Amunisi tajam milik Brimob mematikan Ilustrasi peluru ( Bryan Jaybee - Anadolu Agency )

Jakarta, Indonesia

Erric Permana

JAKARTA 

Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan 5.932 butir amunisi Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) 40x46 mm milik Brimob Polri hasil impor dari Belgia yang ditahan di Mabes TNI merupakan amunisi mematikan. 

Kepala Pusat Penerangan TNI Wuryanto mengatakan berdasarkan data impor Brimob Polri, amunisi tajam tersebut memiliki radius mematikan dari jarak 9-400 meter. 

"Ini amunisi istimewa, setelah meledak pertama, ada ledakan kedua yang menimbulkan pecahan berupa logam kecil yang melukai dan mematikan," ujar Wuryanto pada Selasa di Cikini, Jakarta, Selasa.

Wuryanto mengatakan TNI tidak memiliki senjata jenis yang sama dengan kemampuan mematikan itu. 

"Kemudian granat ini bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras, jadi ini luar biasa," kata dia.

Wuryanto menambahkan TNI sengaja menahan amunisi tersebut di Cilangkap untuk menegakkan aturan yang berlaku, yakni Instruksi Presiden No 9 tahun 1976 tentang peningkatan pengawasan dan pengendalian senjata api. 

"Peraturan menyatakan bahwa munisi standar militer di bawah 5,56 mm non militer [sementara kaliber amunisi tajam milik brimob di atas 5,56 mm]," katanya. 

Aturan baru pengadaan senjata

Kapuspen Mabes TNI Wuryanto menambahkan saat ini amunisi tajam milik Brimob itu disimpan di markas TNI.

Amunisi tersebut akan dikembalikan Polri jika sudah ada aturan baru mengenai pengadaan senjata yang akan dikeluarkan pemerintah. 

“Sementara ini TNI yang bertanggung jawab, sampai aturan baru keluar,” jelas Wuryanto. 

Dia memperkirakan aturan baru yang mengatur seluruh pengadaan senjata oleh institusi ini berbentuk Peraturan Presiden (Perpres).

"Kita upayakan yang bisa memayungi semuanya adalah Peppres," kata dia. 

Pada 29 September impor senjata jenis Arsenal SAGL 280 pucuk dan 5.932 butir amunisi ditahan oleh Badan Intelijen Strategis TNI di Bandara Soekarno Hatta. 

Polri mengklaim senjata yang diimpor dari Bulgaria tersebut bukan senjata serbu melainkan untuk melumpuhkan.

Pemerintah pun menggelar rapat koordinasi untuk menindaklanjuti ditahannya senjata itu. Berdasarkan hasil keputusan rapat senjata SAGL tersebut akan diberikan ke Polri. Namun, amunisi tajam tetap dititipkan di Mabes TNI.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın