Türkİye, Ekonomi

Krisis iklim tekan produksi, Turkiye perkuat ketahanan pertanian

Türkiye harus meningkatkan ketahanan sistem pertanian dan pangan terhadap risiko lingkungan dan geopolitik, kata Ketua Bursa Komoditas Izmir Kestelli

Fırat Ozdemir, Selcuk Uysal  | 25.12.2025 - Update : 25.12.2025
Krisis iklim tekan produksi, Turkiye perkuat ketahanan pertanian

IZMIR, Türkiye

Ketua Bursa Komoditas Izmir (Izmir Commodity Exchange/ICE) Isinsu Kestelli menegaskan perlunya perubahan mendasar dalam metode produksi pertanian di Türkiye untuk menghadapi krisis iklim global yang kian berdampak serius terhadap sektor pangan.

Dalam rapat rutin dewan bursa, Kestelli mengatakan pertanian Türkiye saat ini tengah menghadapi salah satu periode tersulit dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut krisis iklim telah membuat transformasi model produksi pertanian menjadi sesuatu yang tidak terelakkan.

“Seperti halnya negara-negara lain di dunia, Türkiye sedang diuji oleh produksi pertanian dan krisis iklim global.

Türkiye harus meningkatkan ketahanan sistem pertanian dan pangan terhadap risiko lingkungan dan geopolitik,” kata Kestelli.

Ia menjelaskan bahwa gelombang embun beku yang melanda hampir seluruh wilayah Türkiye pada Februari, Maret, dan April lalu telah menyebabkan kerusakan besar.

Kerugian panen tercatat lebih dari satu persen pada sayuran, sekitar 10 persen pada gandum dan produk tanaman lain, serta mencapai 30 persen pada buah-buahan.

Menurut Kestelli, penurunan hasil paling drastis terjadi pada aprikot. “Dalam kondisi normal, kami memperkirakan panen aprikot mencapai 90.000 hingga 100.000 ton. Namun kini, saat musim panen, jumlahnya hanya sekitar 5.000 hingga 10.000 ton,” ujarnya.

Data Bursa Komoditas Izmir menunjukkan penurunan hasil panen hingga 60 persen pada pistachio dan 70 persen pada ceri sepanjang tahun ini.

Sementara itu, kerugian produksi pada serealia seperti jelai, gandum hitam, dan oat mencapai 25–30 persen. Pada kacang arab kerugian mencapai 30 persen, dan pada lentil merah hingga 45 persen.

Kerugian produksi juga dilaporkan terjadi pada kapas, kismis, buah ara kering, zaitun, dan minyak zaitun. Kestelli menambahkan bahwa kondisi serupa juga dialami negara-negara tetangga Türkiye yang berada di zona iklim yang sama.

Menghadapi situasi tersebut, Kestelli menekankan pentingnya meningkatkan ketahanan sistem pertanian melalui penerapan pertanian cerdas.

Ia menyebut praktik seperti pemanenan air, penggunaan benih tahan kekeringan, tanpa olah tanah, serta pertanian regeneratif mulai berkembang pesat.

Selain itu, pertanian presisi, teknik peningkatan karbon tanah, serta sistem kredit karbon dinilai dapat membantu petani Türkiye meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim sekaligus menciptakan sumber pendapatan baru, sebagaimana telah dilakukan petani di negara maju.

Di Uni Eropa, Kerangka Sertifikasi Penghilangan Karbon (Carbon Removals Certification Framework/CRCF) memungkinkan petani memperoleh pendapatan melalui penjualan kredit karbon dari praktik penyimpanan karbon tanah.

Sementara di Türkiye, upaya yang dilakukan antara lain pengembangan sistem Kredit Turkuaz nasional, partisipasi dalam pasar karbon sukarela, serta program pertanian regeneratif yang didukung Uni Eropa.

Kestelli menambahkan bahwa Türkiye juga menyesuaikan kebijakan pertaniannya dengan Uni Eropa melalui Rencana Aksi Kesepakatan Hijau dan berbagai program pembangunan pedesaan, termasuk persiapan menghadapi Mekanisme Penyesuaian Karbon di Perbatasan (CBAM).

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın