LONDON

Inggris dan Turkiye telah menyepakati "langkah besar" menuju ekspor jet tempur Typhoon, demikian pernyataan resmi Inggris setelah kepala pertahanan kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Istanbul pada Rabu.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa kesepakatan ekspor jet tempur Typhoon senilai miliaran pound ke Turkiye merupakan "langkah maju yang signifikan hari ini," menyusul penandatanganan perjanjian yang juga akan memperkuat kemitraan Inggris-Turkiye.

Menteri Pertahanan Turkiye Yasar Guler dan Menteri Pertahanan Inggris John Healey pada Rabu menandatangani nota kesepahaman selama Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-17 di Istanbul mengenai penerimaan Turkiye sebagai operator Eurofighter Typhoon.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa perjanjian tersebut memperkuat pencegahan kolektif NATO dan dibangun di atas kerja sama pertahanan selama bertahun-tahun serta berkembangnya hubungan industri antara Inggris dan Turkiye.

"Negosiasi mengenai potensi kesepakatan dengan Turkiye kini akan berlanjut selama beberapa minggu mendatang," catatnya, seraya menambahkan bahwa ini akan menjadi pesanan ekspor pertama yang diperoleh Inggris untuk Typhoon sejak 2017.

"Menandatangani kesepakatan ekspor bernilai miliaran dolar dengan Turkiye ... akan memperkuat industri pertahanan vital kita, mewujudkan Rencana Perubahan kita, dan menjaga kita serta sekutu kita tetap aman selama masa-masa yang penuh ketidakpastian ini," kata Perdana Menteri Keir Starmer.

Sementara itu, Healey mengatakan, "Melengkapi Turkiye dengan Typhoon akan memperkuat pertahanan kolektif NATO, dan meningkatkan basis industri kedua negara kita dengan mengamankan ribuan lapangan kerja terampil di seluruh Inggris untuk tahun-tahun mendatang."

Charles Woodburn, kepala eksekutif BAE Systems, menambahkan, "Nota Kesepahaman antara Pemerintah Turkiye dan Inggris ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama pertahanan jangka panjang mereka melalui NATO dan peran penting Typhoon dalam keamanan dan pertahanan di Eropa dan Timur Tengah."

Dalam pernyataan terpisah mengenai pertemuan kedua kepala pertahanan tersebut, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kedua menteri menggarisbawahi pentingnya "kerja sama pertahanan jangka panjang" kedua negara, termasuk kolaborasi melalui NATO dan hubungan yang semakin erat dalam industri pertahanan dan keamanan.

"Kedua Menteri berkomitmen untuk memperdalam kemitraan strategis ini guna mendukung pencegahan kolektif Aliansi," tambah pernyataan itu.

Pernyataan tersebut mencatat bahwa kedua negara terus membuat "kemajuan luar biasa" dalam ekspor Eurofighter Typhoon, dan menggambarkannya sebagai "awal babak baru" dalam kemitraan Inggris-Turkiye.

"Menyambut Turkiye sebagai operator Typhoon akan membangun ikatan persahabatan yang telah terjalin selama beberapa dekade antara sekutu-sekutu utama NATO dan akan menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kemampuan tempur udara Turkiye yang canggih," kata pernyataan tersebut.

Sementara itu, majalah mingguan Jerman Der Spiegel pada Rabu melaporkan bahwa Dewan Keamanan Federal Jerman telah menyetujui permintaan awal Turkiye untuk 40 jet tempur Eurofighter Typhoon.

Laporan tersebut mencatat bahwa dewan menyetujui permintaan Turkiye yang diajukan pada Maret 2023 dan bahwa pesawat tersebut akan diproduksi di Inggris menggunakan suku cadang yang dipasok dari Jerman.