Dunia, Kesehatan

WHO: 1,3 juta orang terinfeksi HIV pada 2024, respons AIDS global terhambat pemotongan dana

WHO menyebut respons global terhadap AIDS berada di “persimpangan kritis,” dengan infeksi baru yang secara tidak proporsional berdampak pada kelompok paling rentan

Necva Tastan Sevinc  | 02.12.2025 - Update : 03.12.2025
WHO: 1,3 juta orang terinfeksi HIV pada 2024, respons AIDS global terhambat pemotongan dana

ISTANBUL

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa sekitar 1,3 juta orang terinfeksi HIV sepanjang 2024, seiring melemahnya respons global terhadap AIDS akibat pemotongan bantuan luar negeri yang mengganggu layanan pengobatan, tes, dan program berbasis komunitas di berbagai negara.

Dalam pernyataannya pada Senin bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia, WHO menyebut respons global terhadap AIDS berada di “persimpangan kritis,” dengan infeksi baru yang secara tidak proporsional berdampak pada kelompok paling rentan.

“Kami menghadapi tantangan besar, dengan pemotongan pendanaan internasional dan upaya pencegahan yang terhenti,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Namun ia menambahkan, peluang untuk memperluas akses terhadap alat pencegahan baru tetap terbuka dan harus menjadi prioritas utama.

WHO juga menyoroti stigma, diskriminasi, serta hambatan hukum yang disebut masih menghalangi kelompok berisiko tinggi untuk mengakses layanan kesehatan.

Secara global, WHO memperkirakan 40,8 juta orang hidup dengan HIV pada 2024, sementara 630.000 orang meninggal akibat penyebab terkait HIV.

WHO menyatakan penurunan mendadak pendanaan internasional pada tahun ini berdampak “parah dan langsung,” sehingga layanan pencegahan, tes, dan pengobatan di sejumlah negara dikurangi atau bahkan dihentikan.

AIDS Vaccine Advocacy Coalition memperkirakan 2,5 juta orang yang menggunakan PrEP pada 2024 kehilangan akses pada 2025 semata-mata karena pemotongan dana donor—yang menurut WHO dapat menimbulkan dampak jangka panjang.

Di tengah krisis pendanaan, WHO mencatat kemajuan pada 2025 dengan hadirnya lenacapavir (LEN), obat suntik dua kali setahun yang disetujui WHO sebagai opsi baru profilaksis prapajanan (PrEP).

WHO menyebut lenacapavir ditujukan bagi orang yang kesulitan mengonsumsi obat oral harian atau menghadapi stigma saat mengakses fasilitas kesehatan, dan menilainya sebagai intervensi yang “transformatif.”

WHO menyatakan telah memasukkan lenacapavir dalam daftar pra-kualifikasi pada 6 Oktober, yang membuka jalan percepatan persetujuan di Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Zambia.

Kepala departemen HIV, TB, Hepatitis, dan IMS WHO, Dr. Tereza Kasaeva, mengatakan dunia memasuki era inovasi yang kuat dalam pencegahan dan pengobatan HIV, tetapi tanpa tindakan cepat dan investasi, jutaan orang tidak akan mendapat manfaatnya.

WHO mendesak pemerintah mengintegrasikan layanan HIV ke pelayanan kesehatan primer, meningkatkan pendanaan domestik, serta melindungi hak kelompok populasi kunci.

Organisasi itu menegaskan keteguhan komunitas terdampak tetap menjadi elemen penting untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan publik, dan menilai upaya tersebut membutuhkan solidaritas global serta penerapan cepat inovasi untuk mencegah gelombang infeksi berikutnya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.