WASHINGTON 

Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Rabu mengumumkan delapan paket penjualan senjata baru untuk Taiwan dengan nilai total melebihi US$11 miliar, langkah yang hampir dipastikan akan kembali memicu ketegangan dengan China.

Paket penjualan yang disetujui Departemen Luar Negeri AS tersebut mencakup penjualan 60 unit howitzer swagerak M107A7 beserta peralatan terkait senilai lebih dari US$4 miliar, 82 unit peluncur roket ganda M142 HIMARS, 420 unit Army Tactical Missile System (ATACMS), amunisi drone loitering ALTIUS yang diluncurkan dari tabung senilai lebih dari US$1 miliar, serta rudal TOW senilai US$353 juta.

Selain itu, Washington juga menyetujui pembelian jaringan yang disebut Tactical Mission Network senilai lebih dari US$1 miliar. Sistem ini menyediakan komunikasi bagi satuan-satuan militer, termasuk perangkat lunak, peralatan, dan layanan pendukung terkait.

Penjualan rudal Javelin senilai lebih dari US$375 juta turut mendapat lampu hijau, begitu pula dukungan perbaikan rudal Harpoon dan peralatan terkait senilai US$91,4 juta, serta penjualan suku cadang dan komponen perbaikan helikopter AH-1W SuperCobra beserta peralatan pendukung lainnya senilai US$96 juta.

Masing-masing potensi penjualan tersebut diumumkan secara terpisah oleh Defense Security Cooperation Agency (DSCA), lembaga yang bertugas mengumumkan penjualan senjata utama AS ke luar negeri.

Pengumuman itu memicu masa peninjauan legislatif selama 30 hari, di mana Kongres AS dapat mengajukan resolusi bersama untuk menolak penjualan tersebut. Namun, menurut Congressional Research Service, Kongres sejauh ini belum pernah berhasil menggagalkan transaksi penjualan senjata semacam itu.