Dunia

Total kematian global Covid-19 tembus satu juta

Studi terbaru menunjukkan Vitamin D mengurangi risiko infeksi dan kematian pada mereka yang membawa virus korona

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 29.09.2020 - Update : 30.09.2020
Total kematian global Covid-19 tembus satu juta Organisasi Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) memproduksi pembersih tangan di kawasan Arnavutkoy, Istanbul, Turki pada 8 April 2020. Kizilay memproduksi pembersih tangan atau hand sanitizer untuk dibagikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan di seluruh Turki sebagai upaya menangkal penyebaran virus korona (Covid-19) ( İsa Terli - Anadolu Agency )

Ankara

Ovunc Kutlu

ANKARA

Jumlah kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia telah melampaui satu juta, sementara jumlah kasus melebihi 33 juta pada Senin, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Sementara AS memimpin dunia dengan lebih dari 7,1 juta kasus dan 205.000 kematian, Brasil telah kehilangan 142.000 orang dengan lebih dari 4,7 juta kasus, sementara di India lebih dari 95.000 orang meninggal dalam lebih dari enam juta kasus dikonfirmasi.

China, tempat asal Covid-19, melaporkan sekitar 90.000 kasus dan 4.700 kematian, sementara jumlah keseluruhan kasus di Turki mencapai 315.800 dengan 8.062 kematian hingga Senin.

Hingga saat ini, terdapat lebih dari 170 kandidat vaksin yang dicatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari jumlah tersebut, 142 di antaranya baru memasuki fase pra-klinis dan belum diujicobakan pada manusia.

Sementara itu, 29 di antaranya berada di Fase 1, 18 berada di Fase 2 dengan peningkatan keamanan dan hanya sembilan yang telah memasuki Fase 3.

Namun, belum ada vaksin yang disetujui untuk penggunaan umum.

China telah menggunakan vaksin virus korona eksperimental pada ribuan orang sejak Juli melalui program darurat dan saat ini memiliki 11 vaksin dalam uji klinis dan empat di Fase 3.

Dokter Turki pada Senin memberikan suntikan pertama vaksin virus korona kepada petugas kesehatan.

WHO tidak memperkirakan vaksinasi luas Covid-19 di seluruh dunia hingga pertengahan 2021.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa Vitamin D mengurangi risiko infeksi Covid-19 dan risiko kematian pada mereka yang terpapar virus tersebut.

"Direkomendasikan bahwa meningkatkan status vitamin D pada populasi umum dan khususnya pasien rawat inap memiliki potensi manfaat dalam mengurangi keparahan morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan penularan Covid-19," ungkap sebuah studi yang dilakukan oleh 11 peneliti dan dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS One pada Jumat.

Menurut WebMD.com, seseorang membutuhkan 1.000-1.300 miligram Vitamin D setiap harinya.

Sumber vitamin D tertinggi bisa didapat dari ikan, hati sapi, keju dan kuning telur.

Tak lama setelah jumlah kematian global mencapai 1.000.555, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut jumlah besar itu sebagai sebuah tonggak yang menyakitkan dan mengatakan bahwa itu adalah angka yang mematikan pikiran.

Guterres mengatakan rasa sakit telah berlipat ganda dengan keganasan virus ini, mengingat bahwa mereka yang meninggal adalah ayah dan ibu, istri dan suami, saudara laki-laki dan perempuan, teman dan kolega.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.