ISTANBUL
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengapresiasi kerja keras Turkiye dalam memimpin negosiasi antara Rusia dan Ukraina mengenai kebebasan navigasi di Laut Hitam selama pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis.
Sebuah pernyataan dari kantor juru bicara PBB mengatakan bahwa selama pertemuan hari terakhir KTT BRICS ke-16 di kota Kazan, Rusia, Guterres menegaskan kembali posisinya bahwa "operasi militer khusus" Moskow di Ukraina melanggar Piagam PBB dan hukum internasional.
Dia menggarisbawahi dukungan PBB terhadap perdamaian “sesuai dengan pernyataan yang disampaikannya pada pertemuan puncak BRICS,” menurut pernyataan tersebut.
Guterres menegaskan kembali seruannya untuk “perdamaian yang adil” sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi Majelis Umum.
Dia menyatakan keyakinannya bahwa penegakan kebebasan navigasi di Laut Hitam merupakan “kepentingan yang sangat penting” bagi Ukraina, Rusia, dan keamanan pangan serta energi global.
"Dia sepenuhnya mendukung kelanjutan negosiasi dalam hal ini dan menyampaikan apresiasinya yang mendalam atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh Turkiye," kata dia.
Guterres dan Putin juga membahas situasi di Timur Tengah, khususnya kebutuhan mutlak untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan Lebanon, serta perlunya menghindari eskalasi regional lebih lanjut.
Pernyataan itu menambahkan bahwa mereka juga bertukar pandangan mengenai isu-isu mengenai pembangunan dan sistem keuangan internasional.
Guterres tiba di Kazan pada Rabu untuk menghadiri KTT BRICS di tengah kritik dari Kyiv, yang menyoroti ketidakhadiran Sekjen PBB dari KTT perdamaian Ukraina yang diadakan di Swiss pada bulan Juni.
"Ini adalah pilihan yang salah dan tidak memajukan tujuan perdamaian. Ini hanya merusak reputasi PBB," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Senin.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
