Rusia tuding AS destabilisasi situasi di Venezuela
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Washington mengabaikan seruan Moskow untuk mencabut sanksi yang berkaitan dengan sektor-sektor vital Venezuela
Moskova
Elena Teslova
MOSKOW
Rusia mengungkapkan bahwa situasi di Venezuela masih kacau karena intervensi Amerika Serikat di negara itu.
"Washington mengabaikan seruan Moskow untuk mencabut sanksi yang berkaitan dengan sektor-sektor vital Venezuela," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Dia menambahkan bahwa Rusia berupaya memperbaiki situasi kemanusiaan di negara itu.
Zakharova juga menuding AS tengah mempersiapkan sabotase di sebuah pangkalan militer di Guyana untuk "mendestabilisasi situasi" di Venezuela.
"Mereka [AS] sedang membangun pangkalan militer dekat Sungai Esuguribo [di negara tetangga Guyana], dengan dalih razia penyelundupan senjata dan obat-obatan," kata dia lagi.
Juru bicara itu mengungkapkan bahwa kampanye untuk mendiskreditkan Venezuela sedang berlangsung agar negara itu dipandang sebagai pusat ancaman narkoba.
Dia menekankan bahwa tuduhan terhadap Venezuela tidak sah karena bertentangan dengan laporan Departemen Luar Negeri PBB dan AS, di mana negara-negara lain diidentifikasi sebagai "pemasok obat yang dominan di belahan bumi Barat".
Venezuela telah diguncang krisis politik sejak 10 Januari, ketika Presiden Nicholas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua.
Ketegangan meningkat pada 23 Januari ketika anggota parlemen Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara.
Rusia, China, Turki, dan Iran telah menyatakan dukungan mereka untuk Maduro.
Sementara Spanyol, Inggris, Prancis, Swedia, Jerman, Jepang, dan Denmark mengikuti langkah AS dan Kanada dengan mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela.