Dunia, Nasional

Prajurit perdamaian PBB dari Indonesia tewas dalam serangan di Kongo

Serangan itu diduga dilakukan oleh milisi pemberontak Uganda dari Pasukan Aliansi Demokratik (ADF)

Muhammad Abdullah Azzam  | 24.06.2020 - Update : 24.06.2020
Prajurit perdamaian PBB dari Indonesia tewas dalam serangan di Kongo ILUSTRASI: Anggota TNI yang menjadi tentara perdamaian PBB (Foto file - Anadolu Agency)

Kigali

James Tasamba

KIGALI, Rwanda 

Seorang prajurit Indonesia tewas dan satu lainnya terluka dalam serangan terhadap patroli pasukan penjaga perdamaian PBB (MONUSCO) pada Senin malam di Republik Demokratik Kongo (DRC).

Menurut dugaan awal, serangan yang terjadi di kota Makisabo dekat kota Beni di provinsi Kivu Utara dilakukan oleh milisi pemberontak Uganda dari Pasukan Aliansi Demokratik (ADF).

Milisi itu, dibentuk pada 1990-an, telah dituding melakukan aksi kejahatan yang meluas.

Dalam sebuah pernyataan, Leila Zerrougui, kepala misi PBB di DR Kongo, mengutuk serangan itu, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan juga pemerintah Indonesia.

"Ini menyoroti pengorbanan penjaga perdamaian perempuan dan laki-laki yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari jauh dari rumah untuk melindungi warga sipil dan memulihkan perdamaian dan stabilitas di Kongo timur," kata dia.

Korban telah berjasa dalam proyek pembangunan jembatan di daerah Hululu, ungkap Zerrougui.

Misi PBB, dengan 18.000 pasukan kuatnya, diamanatkan untuk melindungi warga sipil, petugas kemanusiaan dan pembela hak asasi manusia, dan mendukung pemerintah DRC dalam upaya stabilisasi dan konsolidasi perdamaian.

Asal mula kekerasan di DRC saat ini adalah krisis pengungsi besar-besaran dan dampak dari genosida 1994 di Rwanda, menurut Dewan Hubungan Luar Negeri. Kekayaan besar sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan di negara ini juga memicu kekerasan.

Beberapa kelompok bersenjata diyakini beroperasi di wilayah timur. Kelompok-kelompok ini terus meneror masyarakat dan mengendalikan wilayah yang minim kendali dari pemerintah.

Jutaan warga sipil terpaksa melarikan diri dari pertempuran.

PBB memperkirakan saat ini ada 4,5 juta orang terlantar di DRC, dan lebih dari 800.000 pengungsi DRC berada di negara lain.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.