Menlu Turki: Dunia bungkam terhadap pembantaian PKK di Irak utara
Menlu Turki menyampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB bahwa 'teror tidak memiliki ideologi khusus'

Geneve
Peter Kenny
JENEWA
Terorisme tetap menjadi salah satu ancaman global terbesar yang menyerang kemanusiaan, dan baru-baru ini organisasi teroris PKK membantai 13 nyawa tak berdosa di Irak utara, dan dunia hanya terdiam lagi, kata menteri luar negeri Turki pada Senin.
"Dengan standar ganda saat ini dan tanpa solidaritas internasional, kami tak dapat memberantas ancaman ini," kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu pada rapat ke-46 Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
"Korban tewas orang tak berdosa dari berbagai kelompok teror, termasuk PKK, YPG, Daesh, dan FETO, kami tahu betul bahwa teror tidak memiliki ideologi khusus," kata Cavusoglu.
Dia mengatakan xenofobia, rasisme, Islamofobia, dan ujaran kebencian meningkat di seluruh dunia, dan pandemi Covid-19 semakin meningkatkan tren berbahaya tersebut.
Publikasi dan ujaran kebencian terhadap Islam menghina hampir dua miliar Muslim di seluruh dunia, tegas dia.
Mengenai perang melawan pandemi, dia mengatakan, semuanya perlu memberikan perhatian pada kebutuhan kelompok rentan, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, migran, pengungsi, dan orang-orang yang dirampas kebebasannya.
"Akses yang adil dan terjangkau ke vaksin, obat-obatan, dan peralatan medis itu sangat penting. Ini adalah prinsip di balik upaya bantuan global kami dan penyediaan perawatan kesehatan gratis bagi semua," ujar dia.
Dia mencatat bahwa Turki memberikan pengobatan dan vaksinasi gratis untuk Covid-19 kepada semua orang, termasuk migran dan pengungsi, dan dia mengatakan negaranya juga membantu 157 negara dan 12 organisasi internasional untuk melawan pandemi.
"Di Suriah, orang-orang terus menderita dari serangan militer yang sedang berlangsung dari pasukan rezim dan serangan teroris," kata Cavusoglu.
"Kami berkontribusi langsung pada keselamatan dan kesejahteraan lima juta warga sipil di Suriah utara," tambah dia.
Merujuk pada warga Suriah yang berada di bawah perlindungan sementara di Turki, dia mengatakan sebagai negara penerima pengungsi terbesar di dunia, Turki menjunjung tinggi kewajiban internasionalnya, serta hak asasi manusia dan martabat orang-orang yang mereka tampung.
Menlu Turki mengatakan Israel terus bertindak dengan "kebebasan mutlak" di wilayah Palestina yang diduduki dan "blokade tidak manusiawi" di Gaza dan "perluasan permukiman ilegal oleh Israel tetap merupakan pelanggaran hak asasi manusia."
Turki juga mendukung integritas teritorial Ukraina, termasuk Krimea, dan akan terus mendukung aspirasi Krimea Tartar untuk hidup bebas dan aman di tanah air bersejarah mereka," tutur Cavusoglu.
"Turki dengan cermat mengikuti situasi hak asasi manusia Uighur di wilayah otonom Xinjiang. Temuan PBB dan laporan internasional lainnya memprihatinkan,” tekan dia.
"Kami turut prihatin dan berdiskusi tentang masalah ini dengan otoritas China. Kami mengharapkan transparansi tentang masalah ini sambil menghormati kedaulatan dan integritas teritorial China," lanjut dia.
"Kami terus mengikuti perkembangan mengenai kemungkinan kunjungan tim komisaris tinggi ke kawasan itu, dan atas undangan China, kami juga akan mengirimkan tim nasional kami sendiri untuk mengunjungi kawasan itu," pungkas Cavusoglu.