Dunia

Mali luncurkan penyelidikan ke kuburan massal di dekat bekas pangkalan Prancis

Tentara Prancis dituduh memata-matai dan memprovokasi pasukan Mali

James Tasamba  | 27.04.2022 - Update : 28.04.2022
Mali luncurkan penyelidikan ke kuburan massal di dekat bekas pangkalan Prancis Ilustrasi. Kuburan massal. (Foto file - Anadolu Agency)

KIGALI, Rwanda (AA) -  Jaksa Mali meluncurkan penyelidikan pada Selasa terkait kuburan massal yang ditemukan di dekat sebuah kamp yang sebelumnya diduduki pasukan Prancis di Gossi di utara negara Afrika Barat itu.​​​​​​​​

Tentara Mali mengklaim telah menemukan kuburan massal itu Jumat lalu.

"Jaksa Penuntut Umum di Bamako menginformasikan bahwa atas instruksi menteri pertahanan, pihaknya meluncurkan penyelidikan menyusul penemuan kuburan massal di Gossi, Gourma-Rharous Cercle, di Wilayah Tombouctou," kata jaksa Soumaila Bagayoko.

Jaksa bersama dengan dokter forensik dan tim penyelidik mengunjungi Gossi pada Sabtu untuk melihat kuburan massal tersebut.

Investigasi awal akan memberikan laporan awal dan publik akan terus diberitahu tentang perkembangannya, dan hasil akhirnya akan dipublikasikan, tambahnya.

Tentara Mali mengumumkan penemuan kuburan massal beberapa jam setelah militer Prancis menuduh tentara bayaran Rusia Wagner Group di Mali "memanipulasi informasi."

Operasi militer Prancis berakhir pada Februari setelah hubungan Prancis dengan bekas jajahannya memburuk.

Mereka telah mengirim pasukan ke Mali pada 2013 dan berharap melumpuhkan pemberontak di Mali utara dan Sahel.

Mali menuduh Prancis melakukan spionase

Mali menuduh tentara Prancis "memata-matai dan memprovokasi pasukannya" setelah menggunakan pesawat tak berawak untuk merekam video yang seolah-olah menunjukkan tentara Mali mengubur mayat di dekat bekas pangkalan militernya.

Dalam sebuah pernyataan Selasa malam, pemerintah menuduh Prancis melanggar wilayah udaranya dan memiliki "bukti lebih dari 50 kasus pelanggaran wilayah udaranya."

“Selain mata-mata, pasukan Prancis bersalah atas subversi dengan menerbitkan tayangan palsu yang dibuat untuk menuduh pasukan Mali bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil,” kata pernyataan yang ditandatangani oleh Menteri Administrasi Wilayah dan Desentralisasi, Letnan Kolonel Abdoulaye.

Mali kembali meminta tentara Prancis untuk meninggalkan wilayahnya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın