Dunia

Kremlin: Rusia siap hadapi 'skenario terburuk' dengan AS

Presiden Putin mendukung pembangunan hubungan baik meski Washington menunjukkan sikap bermusuhan, kata juru bicara Kremlin

Emre Gürkan Abay  | 09.04.2021 - Update : 09.04.2021
Kremlin: Rusia siap hadapi 'skenario terburuk' dengan AS juru bicara Kremlin Dmitry Peskov (Foto file - Anadolu Agency)

Moskova

MOSKOW

Rusia pada Kamis mengatakan pihaknya menginginkan hubungan yang baik dengan Amerika Serikat (AS) tetapi tetap dia juga siap untuk "skenario terburuk."

Terlepas dari semua tindakan tidak bersahabat dari Washington, Presiden Vladimir Putin lebih memilih "membangun hubungan baik" antara kedua negara, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di ibu kota Moskow.

“Secara umum, terlepas dari semua pernyataan kasar dan penyataan permusuhan dari Washington, Presiden Putin tetap menjadi pendukung yang konsisten untuk membangun hubungan baik dengan AS, setidaknya di bidang-bidang yang bermanfaat bagi kami,” kata Peskov.

“Dalam pengembangan hubungan bilateral kami, kami selalu siap melangkah sejauh yang mitra kami siapkan,” ujar dia.

Komentar dari Peskov itu muncul di tengah laporan media AS bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah menyelesaikan peninjauan atas "kesalahan Rusia", termasuk dugaan campur tangan dalam pemilu 2020 dan serangan siber.

Washington akan segera mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow, yang mungkin termasuk, sanksi pribadi dan pengusiran diplomat, menurut laporan itu.

Peskov menekankan bahwa Rusia tidak menimbulkan "ancaman bagi siapa pun," termasuk AS, tetapi tindakan Washington yang tidak dapat diprediksi telah mendorong Moskow untuk siap menghadapi skenario terburuk.

“Kami tidak pernah dan bukan merupakan ancaman bagi siapa pun. Tapi, tentu saja, kami tidak akan pernah membiarkan siapa pun, termasuk AS, mengancam kami, mendikte sesuatu kepada kami, dan melanggar kepentingan kami,” tutur dia.

“Permusuhan dan ketidakpastian dari tindakan pihak Amerika, secara umum, mengharuskan kami untuk bersiap menghadapi skenario terburuk. Saat Anda memiliki lawan bicara yang cukup agresif dan tidak dapat diprediksi, Anda selalu dalam keadaan siap," tekan dia.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kebijakan Washington tentang Rusia adalah "jalan buntu".

"Garis buntu AS terhadap Rusia tidak membawa hasil apa pun dalam tujuan yang diumumkan ketika sanksi diberlakukan," kata Lavrov pada konferensi pers di Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan.

“Situasi ini berulang berkali-kali. Tindakan ini hanya meyakinkan kita akan satu hal; bahwa kita harus mengandalkan diri kita sendiri karena baik AS maupun sekutunya bukanlah mitra yang dapat diandalkan," pungkas dia.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın