Korea Utara sebut peningkatan hubungannya dengan Rusia untuk stabilitas regional
Pyongyang kritik Presiden Korea Selatan terhadap ‘berkembangnya’ hubungan Korea Utara dengan Rusia

ISTANBUL
Korea Utara pada Senin mengatakan kemajuan baru-baru ini dalam hubungan bilateralnya dengan Rusia adalah hak “kedaulatan” dan “landasan bagi stabilitas regional.”
Pyongyang menentang pernyataan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang mengatakan pada Sidang Majelis Umum PBB di New York pekan lalu bahwa kesepakatan senjata apa pun antara Korea Utara dan Rusia sama saja dengan “provokasi langsung” terhadap Seoul.
“Membangun persahabatan dan kerja sama antar negara adalah hak sah sebuah negara berdaulat dan landasan bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global,” lapor KCNA (Kantor Berita Pusat Korea) yang berbasis di Pyongyang.
Korea Utara menuduh Yoon memfitnah “dengan kejam” hubungan antara Pyongyang dan Moskow.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali ke Pyongyang pekan lalu setelah melakukan perjalanan selama seminggu ke Rusia.
Di sisi lain, KCNA menyebut Yoon “secara sukarela bertindak sebagai pemain terompet dan pengeras suara untuk AS.”
“Merupakan hal yang wajar dan normal bagi negara-negara tetangga untuk menjaga hubungan dekat satu sama lain, dan tidak ada alasan untuk menganggap praktik tersebut sebagai hal yang perlu dipertanggungjawabkan,” ungkap keterangan KCNA. Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.