Rusia: BRICS berupaya ciptakan 'arsitektur ekonomi global yang lebih stabil'
'Multipolaritas bukanlah sebuah pilihan, melainkan realitas objektif yang menggantikan model neoliberal yang sudah ketinggalan zaman yang sebenarnya dibangun atas praktik neokolonial,” kata Sergey Lavrov

ISTANBUL
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Minggu mengatakan bahwa blok negara-negara ekonomi berkembang BRICS berusaha menciptakan "arsitektur ekonomi global yang lebih stabil."
Lavrov menyampaikan hal itu pada KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dia menyoroti organisasi-organisasi regional seperti Uni Afrika, Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) tengah mendapatkan pengaruh yang kuat.
Menlu Rusia menyebut berbagai upaya tengah dilakukan untuk membangun kerangka ekonomi dunia baru yang berdasarkan pada kesetaraan, multilateralisme, dan nondiskriminasi.
Dia mengatakan "saat ini, BRICS berdiri sebagai mesin penggerak transformasi tersebut, yang berupaya menciptakan arsitektur ekonomi global yang lebih stabil berdasarkan pada prinsip-prinsip universalitas, transparansi, nondiskriminasi, dan akses yang sama terhadap peluang dan instrumen yang tersedia."
"Multipolaritas bukanlah sebuah pilihan, melainkan realitas objektif yang menggantikan model neoliberal usang yang sebenarnya dibangun di atas praktik neokolonial," ungkap dia.
Lavrov mengatakan bahwa kepercayaan terhadap dolar AS "sebagai instrumen pembayaran yang dulunya dapat diandalkan telah terkikis," dan dia juga menambahkan bahwa saat ini, negara-negara berkembang menghabiskan lebih banyak uang untuk membayar utang daripada berinvestasi dalam pembangunan mereka.
"Situasinya semakin tidak terkendali bahkan di negara-negara maju. AS telah mengalami rekor utang negara, yang mencapai USD37 triliun, dan terus bertambah," imbuh dia.
Menlu Rusia mengatakan negara-negara BRICS menyumbang lebih dari 40 persen PDB global berdasarkan paritas daya beli, dan bersama dengan negara-negara mitra, angka ini mencapai 45 persen atau USD93 triliun," sambil menambahkan bahwa BRICS juga menyumbang lebih dari 20% perdagangan global dan hampir setengah dari populasi dunia.
"Pemanfaatan IMF dan Bank Dunia secara terus-menerus dengan tujuan melestarikan praktik neo-kolonial tidak dapat diterima," tukas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.