Dunia

Korban tewas wabah virus korona bertambah jadi 107 orang

Para peneliti memperkirakan kasus aktualnya korban terinfeksi hingga puluhan ribu orang

Hayatı Nupus  | 28.01.2020 - Update : 29.01.2020
Korban tewas wabah virus korona bertambah jadi 107 orang Ilustrasi: Warga Wuhan di China. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Badan Kesehatan Dunia mengungkapkan jumlah korban tewas akibat wabah virus korona baru di China bertambah menjadi 107 orang, dengan 4.474 kasus

Meski begitu, para peneliti memperkirakan kasus aktualnya korban terinfeksi lebih dari 25.000, kata Profesor Alessandro Vespignani dari Northeastern University.

Malahan peneliti di Universitas Hong Kong (HKU) memperkirakan jumlah kasis aktual saat ini lebih dari 40.000.

Sementara itu sejumlah peneliti meramalkan virus itu akan menjangkiti setidaknya puluhan ribu orang dan terus bertahan hingga beberapa bulan.

“Ketika musim semi berganti menjadi musim panas, virus itu akan mati,” ujar Profesor David Fisman, dari University of Toronto yang meriset untuk Masyarakat Internasional untuk Penyakit Menular, kutip The Star Malaysia hari ini.

Menegaskan paparan Fisnam, Profesor Alessandro Vespignani dari Northeastern University mengatakan bahwa persoalan ini tak berumur pendek yang akan berakhir pekan depan atau bulan depan.

Kesimpulan itu diperoleh dari permodelan matematika berdasarkan pada jumlah kasus aktual, tanggal kejadian, dan membandingkannya dengan wabah sebelumnya.

Para ahli memperkirakan jumlah reproduksi pasien terkontaminasi oleh mereka yang terinfeksi adalah 1,4 hingga 3,8, menurut Prof Fisman.

“Itu angka moderat, beberapa pasien dapat menginfeksi banyak orang, sementara yang lain hanya menginfeksi beberapa orang.

“Sampai berapa lama, tetap saja kita belum bisa memastikan,” tambah Fisman.

Peneliti Universitas Harvard sekaligus pakar di Rumah Sakit Anak Boston Maimuna Majumder mengatakan angka 1,3 berlaku untuk flu musiman, dengan jutaan kasus per tahun.

Sementara untuk sindrom pernafasan akut (SARS) berada di angka dua hingga lima.

Pada 2002-2003, wabah SARS mengakibatkan 8.000 kasus dan menewaskan 774 orang, sebagian besar berasal dari China dan Hong Kong.

Sementara untuk campak, berkisar di 12 hingga 18.

Aksi karantina, pola hidup bersih sehat dan penggunaan masker dapat menurunkan jumlah orang terinfeksi namun perlu waktu lebih panjang.

“Semakin kita mempelajarinya, semakin mirip SARS. Sars bisa kita kendalikan, semoga ini juga,” harap Fisman.

Kepala Biro Administrasi Medis Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Jiao Yahui mengatakan terbatasnya pasokan medis menjadi kendala utama negara itu untuk menekan wabah dan jumlah orang terinfeksi.

“Kekurangan pakaian pelindung adalah masalah utama, dan beberapa tenaga medis belum dapat berangkat ke garis depan,” ujar Jiao dalam konferensi pers di Beijing hari ini.

Jiao mengatakan China mengirimkan sekitar 6.000 tenaga medis ke Wuhan, Provinsi Hubei, pusat wilayah epidemi wabah, dan wilayah lainnya.

Sebanyak 4.000 di antaranya sudah berada di lokasi, sementara 1.800 lainnya dijadwalkan akan tiba malam ini.

Pemerintah China juga telah menyediakan lebih dari 10.000 tempat tidur di rumah sakit yang tersedia, mengingat jumlah pasien terus meningkat.

Sementara warga Wuhan memulai tahun baru dengan menimbun makanan dan persediaan medis, demi menghindari tertular virus itu.

“Selain transmisi udara, virus korona dapat menular lewat kontak fisik,” ujar lembaga tersebut,

Jiao mengatakan masa inkubasi virus itu rata-rata tiga hingga tujuh hari. Sedang masa inkubasi terpanjang tak lebih dari 14 hari.

“Jenis virus korona baru ini 85 persen mirip dengan sindrom pernafasan akut [SARS],” ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın