Kisruh warga Saudi soal pencabutan larangan bioskop
Beberapa mengatakan hal itu bisa mendongkrak ekonomi dan industri kreatif, namun ada pula yang mengkhawatirkan masuknya pengaruh budaya Barat

Ankara
Mohamed Aboud dan Zeynep Tufekci
RIYADH
Keputusan Arab Saudi menghapus larangan bioskop yang diterapkan selama 35 tahun terakhir menuai berbagai reaksi dari warga.
Beberapa mengatakan langkah tersebut akan baik bagi ekonomi, namun ada juga yang mengatakan pencabutan larangan menjadi jalur masuk pengaruh Barat di kerajaan yang dikenal konservatif itu.
Kepada Anadolu Agency, Sultan al-Bazighi, mantan kepala Asosiasi Seni dan Budaya Arab Saudi mengatakan pencabutan larangan bioskop adalah "langkah yang positif".
"Ini akan membawa hawa segar untuk industri kreatif, dan bisa menggenjot perekonomian dan menekan pengangguran," kata dia.
"Saya rasa industri sinema akan menjadi besar di Arab Saudi," tambahnya.
Walaupun larangan itu sudah berjalan selama lebih dari tiga dekade, al-Bazighi mengatakan kebanyakan warga Saudi masih bisa menonton film terbaru melalui internet atau ketika ke luar negeri.
Pada akhir tahun lalu, Kementerian Budaya Saudi mengumumkan rencana untuk membolehkan bioskop di kerajaan itu mulai Maret 2018.
Namun, tidak semua menyambut baik keputusan itu.
Sahm al-Layl, seorang warga Arab Saudi malah menentang perkembangan tersebut.
"Kami tidak memiliki film produksi lokal untuk ditampilkan, jadi langkah itu pasti akan memperluas pengaruh budaya Barat," katanya kepada Anadolu Agency.
Pihak berwenang Saudi menutup semua bioskop sekitar tahun 1980-an.
Keputusan untuk mencabut larangan itu adalah satu dari sejumlah reformasi yang diusulkan oleh Raja Salman bin Abdulaziz, yang juga akan membolehkan perempuan Saudi menyetir kendaraan mulai Juni tahun ini.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.