Kemerdekaan Catalonia harus dibayar mahal
Perekonomian wilayah ini memburuk akibat gerakan pro-separatisme, kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Cataloni
Brussels Hoofdstedelijk Gewest
Ata Ufuk Şeker
BRUSSEL
Lebih dari 2.000 perusahaan swasta meninggalkan Catalonia ketika negara ini mendeklarasikan kemerdekaannya atas Spanyol, kata Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Catalonia Carlos Rivadulla.
“Perusahaan-perusahaan ini tidak akan kembali. Mereka menyumbang 30 persen dari total Produk Nasional Bruto wilayah ini,” kata dia.
Rivadulla yang secara terbuka menentang kemerdekaan Catalonia melanjutkan, perkembangan terakhir yang terjadi di Catalonia telah mempengaruhi ekonomi wilayah ini secara negatif.
“Ketidakpastian politik ini berdampak terhadap angka pengangguran,” sebut dia.
Oktober tahun ini, jumlah lapangan kerja di Catalonia turun 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Rivadulla menambahkan, nilai penjualan eceran yang meningkat 5,5 persen pada bulan September, malah menurun menjadi 5,4 persen pada bulan Oktober.
Tingkat konsumsi juga turun, sehingga saat ini perusahaan yang bergerak dalam sektor eceran bekerja dengan keuntungan yang sangat rendah, kata dia.
Sedangkan sektor pariwisata, lanjut Rivadulla, mengalami penurunan sebesar 30 persen, dengan angka pemesanan hotel turun 25 persen. Menurut dia, kerugian ini disebabkan oleh gerakan separatisme.
Rivadulla mengatakan, keadaan ekonomi ini sudah mengkhawatirkan para pelaku bisnis. Pasca upaya kemerdekaan di Catalonia, investasi asing juga menurun drastis.
“Keadaan ini akan sangat mempengaruhi pendapatan daerah dan pendapatan pajak,” kata dia.
Rivadulla berharap keadaan ekonomi akan membaik dengan terbentuknya pemerintah yang menghormati konstitusi dalam pemilu yang akan diadakan 21 Desember mendatang.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
