Hayatı Nupus

JAKARTA

Sejumlah perwakilan Indonesia bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Diwan Emiri, Doha, Qatar, pada Minggu.

Kunjungan yang diwakili Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan itu membahas rencana investasi Qatar di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, ujar Menteri Luhut, Emir Qatar Sheikh Tamim mengatakan bahwa Indonesia negara besar, namun selama ini negaranya kurang memberi perhatian. Oleh karena itu, Emir Qatar Sheikh Tamim menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia.

“Sekarang kami baru sadar bahwa Indonesia memiliki peran sangat penting sebagai negara berpenduduk Islam terbesar. Kami sangat ingin [potensi] Indonesia itu dikembangkan,” ujar Emir Qatar seperti dituturkan Menteri Luhut dalam siaran pers Minggu malam.

Qatar, kata Menteri Luhut, sudah memetakan sejumlah sektor investasi di Indonesia. di bidang pariwisata, Qatar akan berinvestasi dalam perpanjangan runway bandara internasional Lombok menjadi 3.000 meter. Qatar juga akan mengembangkan sektor pertanian di Kalimantan, aqua culture di Sabang, dan turut menjadi sponsor Asean Games 2018 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

Indonesia, ujar Menteri Luhut, akan mempersiapkan 100.000 hektare lahan di Kalimantan Tengah untuk kerja sama pertanian itu.

Pada hari yang sama Menteri Luhut juga bertemu dengan Menteri Keuangan Qatar Ali Shareef Al Emadi yang merangkap sebagai Sekretaris Jenderal Supreme Council of Economic Affair and Investment, Deputi Perdana Menteri Khalid bin Mohammad Al Attiyah yang juga merangkap Menteri Pertahanan, dan Sekretaris Kementerian Luar Negeri Qatar.

Setelah ini, kata Menteri Luhut, pemerintah Qatar akan mengirimkan tim teknis untuk meninjau lokasi potensi investasi. “Tanggal 27 bulan ini mereka akan kirim tim ke Indonesia,” kata Menteri Luhut.

Dalam pertemuan bilateral dengan Emir Qatar Sheikh Tamim itu, Menteri Luhut didampingi sejumlah pejabat Indonesia. Yaitu Dubes Indonesia untuk Qatar M Basri Sidehabi, Utusan Khusus Indonesia untuk Timur Tengah dan OIC Alwi Shihab, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman Arief Havas Oegroseno dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Sunarko.