Türkİye, Dunia

Erdogan: Turki berjanji ungkap pembunuhan Khashoggi

Dalam artikel di Washington Post, Erdogan mengatakan banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang proses pengadilan di Arab Saudi

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 30.09.2019 - Update : 01.10.2019
Erdogan: Turki berjanji ungkap pembunuhan Khashoggi Ilustrasi: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) menghadiri upacara pemotongan baja untuk produksi kapal yang diproduksi untuk Pakistan. (Mustafa Kamacı - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Nilay Kar Onum

ISTANBUL

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara akan melanjutkan upayanya untuk mengungkap pembunuhan jurnalis asal Saudi yang bekerja di Washington Post, Jamal Khashoggi.

Dalam tulisannya yang diterbitkan oleh Washington Post pada Minggu, Erdogan mengatakan Turki akan terus mendesak pengungkapan keberadaan jasad Khashoggi dan identitas para pelaku yang bertanggung jawab.

Menggarisbawahi banyaknya pertanyaan yang masih belum terjawab tentang proses pengadilan di Arab Saudi, dia mengatakan kurangnya transparansi di sekitar persidangan, kurangnya akses publik ke persidangan dan tuduhan bahwa sejumlah pembunuh Khashoggi menikmati kebebasan de facto gagal memenuhi harapan masyarakat internasional dan menodai citra Arab Saudi - sesuatu yang tidak diinginkan oleh Turki, sebagai teman dan sekutunya.

Erdogan menggambarkan pembunuhan Khashoggi sebagai insiden yang paling berpengaruh dan kontroversial di abad ke-21, setelah serangan teroris 11 September 2001.

"Tidak ada peristiwa lain sejak 9/11 yang menimbulkan ancaman serius terhadap tatanan internasional atau menantang konvensi yang diterima begitu saja oleh dunia," ujar dia.

Presiden Turki mengecam fakta bahwa para tersangka melakukan perjalanan ke Turki dengan paspor diplomatik, mengubah bangunan diplomatik menjadi tempat kejahatan dan menutupi kejahatan dengan bantuan diplomat Arab Saudi di Istanbul,

Erdogan menyebut kenyataan itu sebagai preseden yang sangat berbahaya.

"Mungkin yang lebih berbahaya adalah impunitas yang tampaknya dinikmati sejumlah pembunuh di kerajaan itu," tambah dia.

Dalam artikel itu, Erdogan mengatakan pemerintahannya membuat perbedaan yang jelas dan tidak salah antara para penjahat yang membunuh Khashoggi dengan Raja Salman dan rakyatnya yang setia.

"Tanggapan Turki terhadap pembunuhan kolumnis Washington Post didasarkan pada keinginan kami untuk menegakkan sistem internasional berbasis aturan. Oleh karena itu kami menolak untuk membiarkan pembunuhan Khashoggi digambarkan sebagai sengketa bilateral antara Turki dan Arab Saudi. Turki selalu melihat, dan terus melihat, kerajaan sebagai teman dan sekutu," tegas dia.

"Namun persahabatan kita yang sudah lama, tidak selalu memerlukan keheningan. Sebaliknya, seperti pepatah Turki, 'Seorang teman sejati akan mengatakan kebenaran yang pahit'," tulis Erdogan

"Kami terus melihat kejadian ini sebagai masalah keadilan, bukan politik, dan bersikeras bahwa pengadilan nasional dan internasional saja yang dapat menegakkan keadilan," tambah dia.

Siapa yang menandatangani surat kematian wartawan Saudi?

Erdogan menggambarkan pembunuhan Khashoggi bukan hanya sebuah tragedi tetapi juga penyalahgunaan kekebalan diplomatik secara terang-terangan dan mengatakan bahwa ke depannya, Turki berjanji untuk melanjutkan upayanya guna mengungkapkan pembunuhan Khashoggi.

"Kami akan terus mengajukan pertanyaan yang sama yang saya ajukan dalam sebuah editorial untuk surat kabar ini tahun lalu: Di mana jenazah Khashoggi? Siapa yang menandatangani surat kematian wartawan Saudi itu? Siapa yang mengirim 15 pembunuh, termasuk seorang ahli forensik, naik dua pesawat ke Istanbul?" tulis Presiden Turki.

"Adalah kepentingan terbaik kami, dan demi kebaikan umat manusia, untuk memastikan bahwa kejahatan seperti itu tidak dilakukan lagi di mana pun. Memerangi impunitas adalah cara termudah untuk mencapai tujuan itu. Kami berutang kepada keluarga Jamal," tambah dia.

Khashoggi, jurnalis sekaligus kontributor The Washington Post, terbunuh dalam sebuah operasi tak lama setelah dia memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Setelah serangkaian penjelasan yang berubah-ubah, Riyadh berusaha menjatuhkan kesalahan pada operasi rendisi yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Pembunuhan itu telah memicu kecaman internasional di mana PBB menyerukan penyelidikan tentang peran bin Salman dalam operasi pembunuhan tersebut.

Hingga saat ini, jasad Khashoggi belum juga ditemukan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.