Erdogan tegaskan sikap Turkiye bela Palestina, soroti peran negara global termasuk Indonesia
Erdogan mengatakan Turkiye telah menyuarakan perlunya penghentian kekerasan dan percepatan bantuan kemanusiaan ke Gaza
JOHANNESBURG
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa negaranya akan terus membela hak-hak rakyat Palestina di setiap forum internasional, termasuk di G20 yang tahun ini digelar untuk pertama kalinya di Afrika.
Dia menekankan pentingnya solidaritas negara-negara Global—termasuk Indonesia—dalam mendorong penyelesaian adil atas krisis kemanusiaan di Gaza.
Erdogan mengatakan bahwa Turkiye, sama seperti sejumlah negara berkembang lainnya, telah menyuarakan perlunya penghentian kekerasan dan percepatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Ia menyebut Turkiye telah mengirimkan lebih dari 103.000 ton bantuan, dan dia menekankan bahwa sikap tegas terhadap isu Palestina merupakan “tanggung jawab moral bersama” di antara negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Dalam konferensi pers setelah KTT G20 di Johannesburg, Erdogan menyoroti bahwa perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah tidak akan terwujud tanpa berdirinya negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Pesan itu senada dengan posisi Indonesia yang secara konsisten mendukung solusi dua negara serta menolak tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional.
G20 di Afrika dan peran negara berkembang
Erdogan menyambut penyelenggaraan G20 pertama di Afrika sebagai momentum penting untuk memperkuat suara negara-negara berkembang.
Ia menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif negara-negara seperti Indonesia dalam mendorong agenda inklusivitas ekonomi, keberlanjutan, dan kerja sama Selatan–Selatan.
Presiden juga menegaskan komitmen Turkiye untuk terus berperan dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan teknologi hijau—agenda yang selama ini juga menjadi prioritas Indonesia di G20.
Erdogan memuji sikap Afrika Selatan yang menggugat Israel di Mahkamah Internasional terkait dugaan genosida di Gaza. Menurutnya, langkah itu menunjukkan keberanian negara-negara Global South dalam memperjuangkan keadilan, seraya menyatakan bahwa Turki akan terus memberi dukungan diplomatik.
Pembahasan di G20 dan pertemuan bilateral
Selama KTT, Erdogan mengadakan sejumlah pertemuan dengan pemimpin negara G20 dan organisasi internasional.
Ia juga berpartisipasi dalam pertemuan MIKTA—kemitraan antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia—yang tahun ini memperingati 12 tahun berdiri.
Dalam forum tersebut, para pemimpin membahas pentingnya multilateralitas dan koordinasi kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian global.
Erdogan mengungkapkan bahwa dia akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah sebelumnya bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ankara.
Turkiye, menurutnya, terus mendorong dimulainya kembali jalur diplomasi, termasuk kemungkinan mengaktifkan kembali koridor gandum di Laut Hitam.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
