
ISTANBUL
Tidak ada masalah antara Turkiye dan Yunani yang tidak dapat diselesaikan, kata Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.
“Ini adalah harapan kami untuk menyelesaikan masalah kami melalui dialog konstruktif, hubungan bertetangga yang baik dalam kerangka hukum internasional,” kata Erdogan pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Athena pada Kamis.
“Ini akan menjadi kepentingan seluruh wilayah untuk mencapai solusi yang adil, langgeng dan berkelanjutan terhadap masalah Siprus berdasarkan kenyataan di pulau tersebut,” tambah dia.
“Kami ingin mengubah Laut Aegea menjadi lautan perdamaian dan kerja sama. Kami bercita-cita untuk memberikan contoh kepada dunia melalui langkah-langkah bersama yang akan diambil oleh Turkiye dan Yunani,” kata Presiden Erdogan.
Menanggapi soal pertemuan tersebut, Erdogan mengatakan kedua belah pihak telah bertukar pandangan mengenai posisi mereka di Laut Aegea dan Mediterania Timur.
“Kami telah meminta para menteri luar negeri kami untuk membicarakan berbagai hal,” tambah dia.
Turkiye dan Yunani juga sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral saat ini dari sekitar USD5 miliar menjadi USD10 miliar, kata Erdogan.
“Selain itu, kami bertujuan untuk meningkatkan hubungan kami baik di bidang pariwisata dan budaya,” imbuh dia.
Kedua pemimpin membahas cara untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi terorisme, kata Erdogan dan menyambut baik penutupan Kamp Lavrion yang terkenal di dekat Athena yang telah lama digunakan oleh teroris PKK.
“Saya menekankan perlunya kehati-hatian untuk mencegah munculnya kamp-kamp serupa yang menyediakan perlindungan bagi teroris di Yunani,” tegas dia.
Erdogan juga mengatakan bahwa minoritas Turki di Yunani dan minoritas Yunani di Turkiye adalah “bagian integral dari kekayaan kemanusiaan dan budaya kita.”
Dia mengatakan dirinya mempunyai harapan yang sama bahwa situasi minoritas Turki akan membaik di wilayah Thrace Barat sejalan dengan hukum internasional.
Serangan Israel di Gaza
Selain hubungan bilateral, kedua pemimpin juga membahas perkembangan regional dan global.
Serangan Israel di Gaza berubah menjadi “hukuman kolektif” bagi warga Gaza, yang mengakibatkan terbunuhnya 17.000 warga sipil tak berdosa dan ini sudah sangat mengganggu hati nurani, kata Erdogan.
“Komunitas internasional tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang sedang berlangsung,” tambah dia.
“Menetapkan gencatan senjata permanen dan memastikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan harus menjadi prioritas utama kami,” kata Presiden Turkiye.
Dia menambahkan bahwa perkembangan terkini sekali lagi menyoroti keniscayaan pembentukan Negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan integral secara teritorial berdasarkan perbatasan tahun 1967.
Turkiye siap memikul tanggung jawab sebagai penjamin pelaksanaan perdamaian yang adil, ujar dia.
Turkiye telah memberikan bantuan kemanusiaan sejak awal perang, kata Erdogan, sambil menambahkan bahwa dia yakin komunitas internasional akan menunjukkan kepekaan yang diperlukan untuk kelanjutan bantuan tersebut.