Dunia

China, Myanmar cari solusi proyek kontroversial bendungan Myitsone

Pada 2010, pembangunan bendungan telah menyebabkan setidaknya 3.000 orang dipindahkan dari rumah mereka ke desa-desa baru

Pizaro Gozali İdrus  | 23.05.2019 - Update : 24.05.2019
China, Myanmar cari solusi proyek kontroversial bendungan Myitsone Ilustrasi. (Eko Siswono Toyudho-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali

JAKARTA 

Pemerintah Myanmar telah sepakat dengan China untuk mencari solusi bagi proyek kontroversial bendungan Myitsone guna memuaskan kedua belah pihak, lansir Myanmar Times pada Rabu.

Duta Besar China untuk Myanmar Hong Liang mengatakan negaranya sangat peduli dengan proyek bendungan ini dan tidak ingin merusak hubungan bilateral dengan Myanmar.

"Saya sangat yakin hubungan kita akan lebih baik jika kita bisa menyelesaikan masalah ini," kata Hong Liang.

Bendungan Myitsone adalah proyek senilai USD3,6 miliar atau sekitar Rp51 triliun pada Sungai Irrawaddy.

Proyek yang didanai China ini bertujuan menyediakan listrik tenaga air yang akan digunakan secara umum bagi negara Tirai Bambu tersebut.

Pada 2010, pembangunan bendungan telah menyebabkan setidaknya 3.000 orang dipindahkan dari rumah mereka ke desa-desa baru.

Pemerintah Presiden Thein Sein yang didukung militer menangguhkan pembangunan pada September 2011.

April lalu, lebih dari 4.000 warga di Myanmar utara berdemonstrasi untuk memprotes rencana pembangunan bendungan oleh China yang dinilai akan merusak lingkungan dan memberikan keuntungan kecil bagi negara.

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi belum mengungkapkan rincian perundingan dengan China mengenai bendungan itu.

Tetapi Suu Kyi berjanji akan mengungkapkan kesepakatan apa pun yang dicapai.

Informasi menyebutkan proyek bendungan ini akan ditata ulang atau ditunda sampai usai pemilihan umum 2020.

Informasi lain menyebutkan proyek ini akan dihentikan sepenuhnya.

"Tidak perlu khawatir tentang Myitsone," kata Hong. "Ketika hasil (dari negosiasi) keluar, kerja sama antara Myanmar dan China akan bergerak maju".

Hong mengakui penangguhan proyek ini telah menghambat kerja sama ekonomi yang lebih besar antara kedua negara.

Dia menambahkan bahwa China menderita kerugian besar karena penangguhan proyek bendungan ini selama delapan tahun terakhir.

"Tidak perlu khawatir tentang Myitsone," kata Hong. "Ketika hasil (dari negosiasi) keluar, kerja sama antara Myanmar dan Cina akan bergerak maju".

Laporan World Wide Fund for Nature (WWF) 2018 memperkirakan sekitar 34 juta orang di Myanmar tinggal di lembah Ayeyarwaddy atau total dua pertiga dari populasi negara di Asia Tenggara itu.

Pemerintah Myanmar lima tahun lalu sudah menyarankan agar pembangunan bendungan tersebut tidak dilakukan karena dapat mengubah aliran sungai secara luas.

Suu Kyi sebelumnya juga memprotes pembangunan bendungan sebelum partainya memenangkan pemilu pada 2015.

Namun publik kini khawatir atas perubahan sikap Suu Kyi setelah dia berpidato pada Maret lalu yang meminta warganya melihat bendungan dari sudut pandang luas.

Myanmar adalah bagian penting dari proyek Belt and Road Iniative China senilai USD1 triliun yang mencakup proyek-proyek maritim, kereta api, dan jalan di wilayah Asia, Afrika, dan Eropa.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın