Akibat badai armada Global Sumud Flotilla untuk Gaza kembali ke Pelabuhan Barcelona
“Karena kondisi cuaca yang tidak aman, kami melakukan uji coba laut dan kemudian kembali ke pelabuhan untuk menunggu badai mereda,” kata Global Sumud Flotilla dalam sebuah pernyataan.

OVIEDO, Spanyol (AA)
Lebih dari 20 kapal yang berlayar pada Minggu untuk memecah blokade Israel di Gaza kembali ke pelabuhan Barcelona pada Senin. (1/9)
“Karena kondisi cuaca yang tidak aman, kami melakukan uji coba laut dan kemudian kembali ke pelabuhan untuk menunggu badai mereda,” kata Global Sumud Flotilla dalam sebuah pernyataan.
“Menghadapi angin lebih dari 30 knot dan kondisi Laut Mediterania yang tidak dapat diprediksi, kami membuat keputusan ini untuk memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan semua peserta serta menjaga keberhasilan misi kami,” tambahnya.
Sekitar 200 aktivis, politisi, dan seniman dari 44 negara berlayar pada Minggu dari Barcelona setelah menggelar aksi besar mendukung misi mereka.
Aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, aktor Spanyol Eduardo Fernandez, dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau termasuk di antara peserta pelayaran tersebut.
“Setiap kapal yang berlayar menuju Gaza adalah jeritan bagi martabat manusia. Misi ini bukan ancaman – ini adalah tindakan kemanusiaan melawan kebiadaban,” kata Fernandez pada Minggu. “Diam berarti berkomplot. Dan diam membunuh sama banyaknya dengan bom.”
Penyelenggara mengatakan armada ini akan bergabung dengan kapal-kapal lain yang berangkat dari Italia dan Tunisia, sehingga jumlah totalnya mencapai lebih dari 500 orang dan sekitar 60 kapal.
Mereka berharap dapat mencapai Gaza pada pertengahan September.
Thunberg mengatakan bahwa segala upaya harus dilakukan untuk mengakhiri blokade Gaza.
“Setiap hari, semakin banyak orang yang tersadar dan menyadari besarnya pembantaian serta genosida Israel,” katanya pada Minggu. “Berita hari ini bukan bahwa armada ini berangkat, melainkan bagaimana dunia bisa tetap diam dan bagaimana para politisi bisa mengkhianati serta meninggalkan rakyat Palestina.”
Thunberg sebelumnya ikut serta dalam misi armada lain awal tahun ini. Kapal tersebut dicegat dan disita oleh Israel, yang kemudian mendeportasi 12 awaknya.
Israel telah menewaskan lebih dari 63.500 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer tersebut telah menghancurkan wilayah itu, yang kini menghadapi kelaparan.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perangnya di wilayah tersebut.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.