Politik, Dunia, Ekonomi, Budaya

Warga Suriah nilai perubahan ekonomi dan layanan publik mulai terasa pasca kejatuhan rezim Baas

Sejumlah warga dari berbagai latar belakang menggambarkan perubahan di bidang politik, ekonomi, dan keamanan sejak rezim Baas jatuh pada 8 Desember 2024

Mehmet Burak Karacaoğlu, Ahmet Karaahmet  | 08.12.2025 - Update : 08.12.2025
Warga Suriah nilai perubahan ekonomi dan layanan publik mulai terasa pasca kejatuhan rezim Baas

DAMASKUS, Suriah

Setahun setelah tumbangnya rezim Baas yang telah berkuasa selama 61 tahun, warga Suriah menilai kehidupan mereka berubah signifikan dan menyatakan lebih optimistis menatap masa depan, meski mengakui pemulihan penuh masih membutuhkan waktu.

Dalam kesaksian masyarakat Suriah kepada Anadolu, sejumlah warga dari berbagai latar belakang menggambarkan perubahan di bidang politik, ekonomi, dan keamanan sejak rezim Baas jatuh pada 8 Desember 2024, menyusul perang saudara yang berlangsung sekitar 14 tahun.

Mahasiswa asal Hama, Ahmed Keyali, menyebut Suriah kini lebih terbuka kepada dunia setelah sekian lama. Ia mengatakan gaji pegawai negeri disebut meningkat dari sekitar 15 dolar AS menjadi 100 dolar AS.

Menurutnya, harga, pendapatan, dan kondisi hidup disebut lebih baik dibanding sebelumnya. Dia juga menyinggung berakhirnya praktik pemeriksaan identitas yang disertai pelecehan, namun menekankan situasi masih memerlukan waktu untuk benar-benar stabil.

Halid Husein, yang mengaku pernah ditahan pada masa pemerintahan Bashar al-Assad dan bebas setelah perubahan politik tersebut, mengatakan kondisi kini jauh berbeda.

Dia menyebut para tahanan telah dibebaskan dan keluarga yang lama menunggu kepastian kini merasakan kelegaan.

Husein juga menuturkan warga kini dapat mendatangi kantor polisi secara sukarela untuk menyelesaikan masalah, serta menilai berkurangnya penindasan sebagai salah satu perubahan terbesar.

Warga lain, Yusuf es Sellum, menyatakan perubahan paling menonjol adalah kembalinya harapan.

Sementara itu, Ibrahim Sebahi menilai ruang kebebasan berekspresi semakin terbuka dan situasi keamanan disebut membaik, meski dia menambahkan perbaikan lebih lanjut tetap membutuhkan waktu.

Mutaz Keylani menuturkan, sejak 2011 warga hidup dalam “kegelapan” dan perubahan politik yang terjadi memberi “cahaya” untuk masa depan.

Ia menyebut situasi berubah drastis dan warga tidak lagi takut berbicara seperti sebelumnya.

Dari Aleppo, Alaeddin Kubeysi mengajak warga Suriah yang berada di luar negeri untuk kembali pulang. Ia menilai layanan publik membaik, antrean bahan bakar disebut berkurang, dan warga tidak lagi hidup dalam ketakutan terhadap praktik suap. Ia juga menyebut ada perubahan sosial dan moral yang ia rasakan di masyarakat.

Mahasiswa teknik komputer, Muhammed Bablis, mengingat kembali terbatasnya ruang kebebasan pada masa lalu.

Dia mengatakan kini warga dapat menyampaikan pendapat dengan lebih leluasa. Untuk masa depan, ia berharap adanya pengembangan teknologi modern, konsep rumah pintar, serta pembaruan kurikulum pendidikan tinggi, khususnya di bidang teknologi informasi.

Diyana Humavi menilai kemampuan untuk berbicara bebas saja sudah menjadi capaian penting. Menurutnya, warga kini lebih berani menyampaikan kritik dan ingin berkontribusi dalam kehidupan publik.

Ia juga menyinggung adanya perbaikan pada layanan listrik dan layanan dasar lainnya, seraya berharap proses pemulihan terus berlanjut.

Sementara itu, jurnalis Suriah Celal Samsam menilai negara tersebut masih membutuhkan proses pembangunan kembali sebagai “negara baru”. 

Dia mengatakan perubahan di lembaga-lembaga dan di kota berlangsung cepat dan berharap kondisi akan semakin membaik dalam beberapa tahun ke depan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın